Enggan melakukan ini, ogah mengerjakan itu. “Takut ah Bu...,” kata balita.
Jangan dulu menjulukinya si penakut. Mencoba memahami situasi balita jauh lebih baik. Nah, bila balita takut melulu, barangkali ini penyebabnya:
- Perbedaan sudut pandang. Apa yang dilihat anak berbeda dengan yang dilihat orang dewasa. Sesuatu yang 'bukan apa-apa' mustinya tidak perlu ditakuti. Itu kan menurut Anda! Rasa takut anak adalah bagian dari tahap perkembangannya. Rasa takutnya muncul sebagai kondisi alami yang membantu anak menyesuaikan diri dengan pengalaman baru dan menghadapi bahaya. Sebagai orang dewasa, Anda sudah lebih dahulu menjalani suatu peristiwa daripada si kecil. Tentu saja karena Anda sudah mengenali suatu objek dan kejadian, Anda tak takut lagi. Pada anak, karena pengalamannya masih sangat terbatas, ia kurang mampu membayangkan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi dalam suatu situasi. Maka muncul rasa takutnya.
- Imajinasi anak yang semakin kaya membentuk fantasi yang menakutkan. Ia takut terhadap sosok imajiner hasil ciptaannya. Bisa saja anak membayangkan di kolong tempat tidurnya ada monster. Ia menciptakan orang-orang, hewan dan benda-benda menjadi sosok yang lebih menakutkan daripada aslinya. Tak heran, bagi sebagian anak, alat pembersih debu plus suara dengungnya, dianggap sebagai monster pemakan orang.
- Terlalu banyak dibantu sehingga anak tak berani mencoba sendiri. Hindari sikap overprotektif atau selalu siap sedia membantu biarpun anak tidak minta bantuan. Lebih baik Anda awasi ia memanjat tempat tidur daripada cepat-cepat membantunya karena khawatir ia terjatuh.
Takut Tak Rasional. Perasaan takut yang berlebihan dan terus menerus dapat berujung pada fobia. Demikian Colleen Sherman, PhD, psikolog anak dari RSA Alfred I. duPont, Wilmington, Amerika Serikat. Rasa takut ini tidak rasional dan tertuju pada suatu obyek yang sebenarnya tidak berbahaya atau menyeramkan. Anak takut topeng berwajah bengis atau kucing garong yang galak itu wajar. Namun bila balita melihat karet gelang lantas menjerit-jerit ketakutan, ini baru tidak wajar. Fobia merupakan gangguan psikologis yang perlu diatasi, terlebih bila intensitasnya mengganggu kegiatan sehari-hari. Seperti apa gejala anak saat diserang fobia?
• Gemetar.
• Keluar keringat dingin.
• Napas cepat.
• Ada yang mengalami pusing, mual, sakit kepala dan sakit perut.
• Gelisah dan tidak mudah ditenangkan.
Anak-anak yang mengalami fobia biasanya kaku dalam pergaulan, takut melakukan kesalahan dan cenderung menyalahkan diri sendiri jika mengalami masalah atau kegagalan. Untuk penyembuhannya balita perlu dibawa ke psikolog atau psikiater atau terapis untuk diatasi sumber ketakutannya. Semisal, anak yang takut naik lift akan diterapi dengan melihat orang naik-turun mengunakan lift.
Menghadapai Balita Serba Takut