Tanya:Apakah metode penguapan pada anak yang batuk berdahak bisa diterapkan pada bayi? Anak saya (8 bulan) sudah 2 minggu mengalami batuk dan pilek. Dokter memberinya antibiotik puyer yang harus dihabiskan dalam waktu 6 hari dan Mucopet drops.
Jawab:Penyebab batuk pilek yang sering terjadi pada anak adalah infeksi saluran napas bagian atas, yang biasanya disertai gejala demam. Orang barat menyebutnya sebagai common cold, karena biasa dijumpai sehari-hari. Bahasa Indonesia mempunyai padanan istilah yang tepat namun sudah agak dilupakan yaitu selesma.
Selesma hampir seluruhnya disebabkan virus sehingga sebagian besar selesma tidak perlu pemberian antibiotik. Selesma akan membaik dengan sendirinya dalam waktu seminggu, dan sebagian besar dalam 2-3 hari akan sembuh spontan.
Untuk keluhan batuk (dan pilek) bandel yang berlangsung 2 minggu atau lebih, apalagi bila terjadi berulang, yang pertama kali perlu dipikirkan adalah kemungkinan batuk alergi yang dapat mengarah ke asma. Pada bayi dan anak, asma tidak selalu disertai gejala sesak dan/atau napas ngik-ngik, namun berupa batuk yang bandel. Salah satu ciri batuk asma adalah keluhannya lebih berat pada malam atau dini hari. Bila ada riwayat alergi dalam keluarga, maka akan menguatkan ke arah asma.
Untuk batuk asma, metode terapi terbaik memang inhalasi. Salah satunya dengan cara nebulisasi yang di kalangan awam disebut terapi penguapan. Dengan metode ini, obat dalam bentuk cair diubah menjadi partikel kecil yang disebut aerosol, yang secara fisik terlihat seperti uap. Terapi inhalasi merupakan metode yang jauh lebih aman dibandingkan pemberian obat dengan cara diminum. Jadi, terapi ini dapat diberikan kepada bayi sekalipun.
Salam,
dr. Darmawan Budi Setyanto, SpA(K)