Saya menelepon ke rumah tiap setengah jam untuk memastikan anakku baik-baik saja” kata seorang ibu yang baru saja kembali bekerja. Berlebihan? Tidak juga. Rasa cemas saat berpisah dengan anak karena harus kembali bekerja memang umum dialami para ibu. Berikut tip agar saat berpisah dengan bayi Anda, tak terasa “menyakitkan”
- Yakinkan nyaman. Pasikan anak tidak lapar, tidak kelelahan dan tidak mengalami kejadian buruk beberapa saat sebelum Anda meninggalkannya. Jika anak nyaman, ia cenderung lebih mudah menghadapai perpisahan.
- Merancang rutinitas. Biasakan anak melakukan hal-hal rutin yang membuatnya mengerti rangkaian aktivitas tersebut, Anda akan berpisah darinya.
- Yakinkan dia Anda akan kembali. Cobalah terus menerus meyakinkan anak sebelum Anda meninggalkannya bahwa Anda akan kembali menemaninya setelah semua urusan Anda selesai.
- Tetap tenang saat berpisah. Jangan ikut-ikutan panik ketika anak memprotes kepergian Anda dengan tangisannya. Menurut para ahli, rata-rata setelah mengalami perpisahan penuh air mata dari orang tua, 15-20 menit kemudian, anak telah melupakan rasa tidak nyaman, dan kembali bermain seperti biasa.
- Jangan lupa berpamitan. Diam-diam pergi meninggalkan anak, tanpa salam perpisahan, justru meningkatkan rasa ketidaknyamanan. Situasi ini membuatnya semakin takut ditinggal. Buat perpisahan sesingkat mungkin, misalnya mencium dan memeluk.
- Tepati janji. Agar anak mudah diajak mengerti perpisahan, salah satu yang disarankan adalah menepati janji Anda untuk kembali padanya. Upayakan selalu hal tersebut, karena ini cara paling ampuh untuk membangun rasa percaya diri anak, dan rasa percayannya pada Anda. Jika tidak dapat menepati janji, hubungi anak dan katakanya padanya.
- Lewat permainan. Di waktu senggang ajak anak bermain ci luk ba atau petak umpet untuk membiasakannya bahwa apapun yang tidak terlihat mata akan kembali.
Tentu saja Anda tidak bisa berharap rangkaian kiat ini segara membawa hasil pada kali pertama diterapkan. Bisa jadi, setelah bebrapa kali berhasil, ada masanya anak kesayangan Anda kembali rewel dan merajuk saat akan ditinggalkan. Cara ini akan membuat anak belajar sejak dini, bahwa setiap orang memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi. Selain itu, Anda pun harus mempercayai pengasuh, bahwa ia dapat mengatasi situasi ini.
Baca juga: Menyimpan ASI PerahPanduan untuk PengasuhBaby Sitter vs Day Care