Saat bersama anak, ayah kadang tidak sadar melakukan hal-hal berikut. Padahal seharusnya dihindari.
1. Mengkritik anak
Anda penggemar berat sepakbola. Anda pun ingin mengenalkan si kecil pada permainan ini. Jadilah saat weekend Anda mengajaknya bermain bola di taman. Balita Anda tentu happy! Namun saat si kecil menendang bola, Anda mulai mengajari hal-hal teknis menendang bola. Si kecil yang awalnya antusias mungkin akan merasa putus asa karena berpikir cara menendangnya kurang benar. Ingat, yang Anda ajari adalah balita bukan atlet sepakbola. Jadi biarkan ia bersenang-senang bermain bola dan Anda tak perlu selalu mengkritiknya. Lama-lama ia akan terbiasa dan bisa menendang dengan benar.
2. Mengganti peraturan
Saat makan, sekeluarga harus makan di meja makan bersama. Ini peraturan yang Anda buat, dan berlaku juga buat si kecil karena Anda ingin mengajarkannya tata cara makan yang benar. Namun suatu saat, Anda makan di sofa depan tv karena tidak ingin melewatkan acara tv favorit malam itu. Anda mesti konsisten, Bung! Jangan menggonta-ganti peraturan hanya untuk menguntungkan Anda. Selain istri yang mungkin cemberut melihat kelakuan Anda, anak pun akan kebingungan. Peraturan yang sudah Anda buat bersama istri harus diterapkan, apa pun konsekuensinya, agar si kecil juga belajar menaati peraturan tersebut.
3. Mengabaikan anak
“Ayah, kita main bareng, yuk,” pinta si kecil kepada Anda. Namun saat itu Anda sedang asyik dengan hobi Anda, mengutak-atik mobil. Anak pun kecewa karena merasa diabaikan. Dalam mengasuh anak, Anda perlu hadir sepenuhnya dan menyediakan waktu untuknya saat ia membutuhkan Anda. Jika memungkinkan, hentikan aktivitas yang kurang perlu agar bisa bermain bersama balita. Tapi Anda tidak perlu mengorbankan segalanya. Cari win-win solution, misalnya dengan tawarkan kepada anak, “Bagaimana kalau kita bermain menjadi montir bengkel?” Jika anak setuju, Anda bisa tetap menyalurkan hobi dan mendapat bantuan gratis. Kalau ia tidak mau, tidak perlu dipaksa. Cukup katakan, “Oke, beri ayah waktu 5 menit lagi untuk membereskan ini, ya. Setelah itu kita main bersama.”
4. Menuntut anak
Salah satu kebanggaan seorang ayah adalah saat ia berhasil mengajarkan anaknya mengendarai sepeda roda dua. Namun, sebelum si kecil mahir bersepeda, ia perlu latihan berulang-ulang agar lancar, bahkan adakalanya terjatuh dari sepeda. Nah, pada saat seperti ini, kesabaran Anda sangat diperlukan. Jangan terlalu menuntut anak karena ia bukan orang dewasa yang bisa paham instruksi dengan cepat. Terlalu banyak tuntutan kepada si kecil ibarat menaruh beban berat di pundaknya yang akan membuatnya sulit melangkah. Ingat saja, waktu Anda kecil juga Anda tidak langsung lancar bersepeda dengan hanya 1-2 kali latihan, bukan?
5. Terlalu memanjakan anak
Anda tipe ayah yang sangat menyayangi anak? Padahal menyayangi anak bukan berarti memanjakan anak. Anda juga perlu menerapkan disiplin dan kebiasaan baik. Biasanya, karena jarang bertemu anak, ayah berusaha mengompensasinya dengan membahagiakan anak atau ingin menjadi ayah yang ‘asyik’, lantas bersikap terlalu lunak dan membolehkan balita melanggar aturan-aturan. Anak perlu dikenalkan pada sikap disiplin dan mandiri agar ia terbiasa. Tuntutan untuk bisa disiplin dan mandiri akan terasa saat anak mulai masuk sekolah.(SAN/ PAS)