Penyakit ini kerap menyerang anak terutama pada usia 5-9 tahun. Gondongan (mumps atau parotitis) adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan virus yang menyerang kelenjar ludah. Belum ada obatnya! Untungnya, bisa dicegah dengan imunisasi.
Setelah masa inkubasi gondongan (14-24 hari), muncullah gejala-gejala penyakit seperti demam (37,5-38 derajat Celcius), sakit kepala, muntah, anoreksia (hilangnya nafsu makan) dan nyeri otot selama sekitar 1-2 hari. Gejala khas gondongan adalah rasa nyeri dan bengkak pada salah satu atau kedua leher (kelenjar parotis).
Pembengkakan kelenjar ini dapat terjadi cepat sekali, umumnya mencapai puncaknya dalam waktu 1-3 hari. Mesi tidak jarang kelenjar membengkak bersamaan, namun umumnya satu kelenjar parotis membengkak lebih dulu, yang diikuti olehkelenjar lainnya beberapa hari kemudian. Dalam 24 jam pertama, biasanya anak mengeluh sakit pada daerah sekitar telinga dan akan semakin nyeri saat mengunyah.
Hari berikutnya, kelenjar parotis mulai membengkak dari bagian bawah telinga. Bersamaan dengan membengkaknya kelenjar, bagian bawah daun telinga akan terdorong ke atas dan ke luar. Rasa nyeri semakin menjadi-jadi bila anak makan atau minum sesuatu yang bersifat asam, seperti jeruk atau rujak. Ironisnya, melihat makanan yang asam pun ia sudah merasa nyeri akibat kelenjar parotis mengeluarkan air liur. Bila pembengkakan leher cukup hebat, pada daerah parotis yang membengkak biasanya kulit akan berwarna kecoklatan dan terasa nyeri saat ditekan. Kelenjar yang membengkak tersebut akan mengecil secara bertaham selama 3-7 hari.
Seperti penyakit virus lainnya, gondongan pun sangat menular. Virus gondongan menyebar ke orang lain melalui kontak langsung dengan penderita, yakni lewat percikan ludah saat berbicara, serta memakai peralatan makan, mandi, atau saputangan penderita. Maka, sebaiknya penderita diisolasi, mencegah mereka yang tidak memiliki kekebalan tubuh agar tidak tertular.
Bila anak menunjukkan gejala awal gondongan, segera bawa ke dokter. Ini disebabkan beberapa penyakit, baik ringan maupun berat, diawali dengan pembesaran kelenjar leher. Bila pembesaran kelenjar pada gondongan timbul dengan segera, yakni setelah 1-2 hari, pembesaran kelenjar getah bening pada leher (lifoma) terjadi secara perlahan-lahan.
Bila anak dinyatakan positif gondongan, sebaiknya diisoloasi, terutama selama menderita panas dan kelenjarnya membengkak. Selain tidur terpisah, peralatan makan, minum dan mandinya juga harus terpisah.
Hindari pemberian makanan yang merangsang keluarnya air liur seperti makanan yang sarat bumbu, pedas dan asam. Tindakan lainnya adalah mengompres leher yang bengkak, baik kompres air hangat atau dingin, untuk mengurangi rasa nyeri yang timbul
Karena disebabkan virus, penyakit ini belum ada obatnya. Karenanya, gejalanyalah yang diobati. Komplikasi gondongan yang terbanyak ditemukan ada anak adalah meningoencephalitis, yakni radang selaput otak dan otak. Radang yang terjadi 3-10 hari setelah kelenjar parotis membesar ini, ditandai degnan gejala panas, sakit kepala, mual, muntah, saraf terganggu dan kadang-kadang disertai kejang. Komplikasi yang paling ditakuti adalah infeksi virus pada testis (orkitis) terutama bila gondongan menyerang anak usia akil balig. Selain nyeri dan bengkak, gangguan pada testis ini bisa mengurangi fertilitas atau menjadi biang kemandulan di kemudian hari.
Sejak lahir anak mendapat kekebalan tubuh dari ibunya, sayang hanya mampu bertahan hingga 12-15 bulan saja. Itu pun bila ibu pernah menderita gondongan atau pernah diimunisasi. Kekebalan tubuh anak seumur hidup didapat dengan pemberian imunisasi MMR (Measles/Campak, Mumps/Gondongan, dan Rubella/Campak Jerman). Imunisasi MMR diberikan setelah anak berusia 15 bulan karena vaksinasi merupakan pemberian virus hidup dalam tubuh. Imunisasi MMR ini tidak hanya melibatkan virus mumps saja, akan tetapi juga virus-virus lainnya. Sekalipun komponen R (Rubella) merupakan virus hidup yang sudah dilemahkan, dikuatirkan virus ini menjadi ganas bila diberikan pada anak usia kurang dari 15 bulan.