Kehadiran buah hati selalu menjadi momen paling bahagia untuk bunda dan ayah. Namun, kehadiran adik baru untuk si kakak bisa menjadi pengalaman yang menyenangkan, menakutkan, atau bahkan menyebalkan. Ada-ada saja polahnya yang muncul sejak adiknya pulang ke rumah. Si kakak benci adik? Si kakak anti dengan adik? Belum tentu, Bunda, sebab perubahannya tidak selamanya negatif kok. ayahbunda merangkum beberapa polah si kakak yang kerap muncul setiap memiliki adik baru, sekaligus bagaimana menghadapi si kakak.
Menjadi over protective Alya baru saja merasakan rasanya menjadi kakak. Ia sangat senang, karena tidak hanya mendapatkan adik baru namun juga teman bermain baru. Saking senangnya, ia sampai tidak mau sekolah dengan alasan tidak ingin jauh dan melepaskan adiknya sendiri.
Dalam kasus ini, kakak bisa dikatakan terlalu protektif terhadap adiknya. Ia ingin 24 jam selalu ada di sisi adik. Sebenarnya ini ungkapan sayang kakak pada adiknya, tapi bila berdampak pada rutinitas si kakak, Anda harus bertindak. Anda bisa berikan penjelasan bahwa adik akan baik-baik saja karena ada Anda atau sebutkan saja siapa yang akan menjaga adik. Dan ia bisa kembali menjaga dan bermain dengan adik sepulang sekolah.
Cemburu pada adik Rasya awalnya senang memiliki adik baru, tapi lama kelamaan sikapnya berubah menjadi murung dan agak malas melihat adiknya. Ternyata ia kesal karena semua orang memberi kado pada adiknya, sedangkan ia tidak mendapat apa-apa.
Si kakak cemburu, Bunda. Hal ini wajar terjadi pada anak pertama, dan anak usia ini juga masih memiliki egosentrime yang cukup besar. Ketika ia merasa minim perhatian, ia langsung protes. Anda tentu tidak bermaksud mengesampingkan kakak, namun anak perlu perhatian lebih dalam masa-masa ini. Meski Anda juga perlu menjelaskan bahwa Anda akan lebih sering berada di sisi adik karena adik masih bayi dan belum bisa apa-apa, berbeda dengan dirinya yang sudah mandiri. Anda pun boleh membelikan satu kado untuk si sulung sebagai hadiah sudah menjadi kakak.
Alami regresi Kalila kini ikut-ikutan seperti adiknya. Ia mulai berbicara a la bayi, minta disuapin, minta dibedong, bahkan mengompol lagi. Padahal ia sudah jadi terlatih buang air kecil di kamar mandi sejak usia dua tahun.
Perilaku anak seperti ini merupakan cara balita mengungkapkan ketidaknyamanannya terhadap sesuatu. Sikapnya yang kembali seperti bayi adalah caranya untuk menarik perhatian Anda. Sedangkan mengompol, bisa jadi tanda bahwa ia alami regresi -kemunduran perkembangan akibat peristiwa traumatik-. Sebaiknya, Anda tetap memberikan bersikap seperti biasa. Jelaskan juga bahwa menjadi bayi bukan hal menyenangkan karena bayi akan menerima banyak larangan, seperti tidak boleh makan es krim atau tak boleh lama-lama bermain air. Lihat reaksinya, tentu si sulung tak mau semua itu.
Berubah agresifEntah kenapa Danny berubah menjadi monster kecil. Dia seperti melihat musuh ketika berdekatan dengan adiknya. Danny kerap memukul, mencubit, dan mendorong adik.
Tidak selalu tindakan balita yang terkesan kasar atau agresif seperti itu mengacu pada agresivitas. Hal ini biasanya terjadi karena ia tidak tahu bagaimana berperilaku yang tepat untuk ungkapkan penolakan. Yang perlu Anda lakukan adalah menjelaskan dengan sabar bahwa yang ia lakukan dapat menyakiti adiknya. Katakan pula bahwa Anda akan melakukan hal serupa bila ada orang yang menyakiti dirinya. Hindari mengungkapkan dengan rasa marah karena justru membuat anak lebih agresif. Luluhkan dengan pelukan dan afeksi lainnya.
MellowMelihat adik sakit demam dan diperiksa oleh dokter, tiba-tiba Tiana menitikkan air mata. Sejak adiknya sakit, Tiana tak berhenti bertanya pada ayah dan bundanya, apa yang terjadi dengan adik.
Rasa sayang yang terlalu berlebih dapat membuat seseorang menjadi mudah tersentuh hatinya, jika orang yang disayang mengalami sesuatu. Hal ini pun bisa saja terjadi pada buah hati Anda. Solusinya adalah turut meng-
update kondisi si adek pada si kakak, meskipun tidak perlu terlalu detail. Katakan juga padanya bahwa adik pasti sembuh, dan ajak dia berdoa untuk adik.
Kecewa dengan adik“Bundaaa, kok adik nggak bisa main bola, sih? Aaah sebel!”, ujar Sasa saat sedang bersama adiknya. Tidak hanya sekali ini saja Sasa berkeluh kesah karena adiknya belum bisa diajak main.
Kakak biasanya berangan-angan akan bermain bersama adik jika ia sudah keluar dari perut Bunda. Namun, ternyata ia belum paham bahwa perlu menunggu adiknya hingga tumbuh besar. Kekecewaan si sulung pada adik yang tidak bisa diajak bermain -seperti yang biasa ia bermain dengan teman sebayanya- sangat sering terjadi. Anda bisa ajak si kakak bermain dengan adik, tapi dengan permainan khusus bayi, seperti ci luk ba atau lempar bola kecil.
(MON/ERN)Baca Juga:Kakak Cemburu Dengan “Calon Adik”Jika Kakak Tak Suka AdikSaat Ada Adik, Kakak Tak Merasa Dinomorduakan