Melihat si kecil bersiap-siap naik ke meja, Anda spontan berteriak, “Jangan naik.” Eh, tapi si kecil tak memedulikan Anda. Dengan tenang ia tetap memanjat meja dan selamat. Anda yang khawatir segera menghampiri dan mengangkatnya dari meja. Si kecil tak mendengar permintaan Anda?
Cobalah merespon penolakan si kecil agar ia memahami maksud Anda :
1. Tetap tenang dan positif. Tak jarang kata “jangan” spontan terucap saat Anda panik melihat si kecil melakukan sesuatu yang dapat membahayakannya, misalnya meloncat dari atas kursi cukup tinggi ke lantai. Sedangkan baginya hal tersebut adalah permainan yang menyenangkan. Untuk menghindarinya tarik napas dan dekati ia untuk menjaganya agar terhindar dari bahaya dan ucapkan, “Kamu pandai melompat. Pasti lebih seru kalau melompat-lompat di atas kasur saja, yuk!”
2. Berikan pengertian. Mulai memberikan pengertian bahwa apa yang ia inginkan tidak selamanya baik. “Bunda tahu kamu suka hujan-hujanan. Tapi kalau terlalu lama akan membuat kamu kedinginan. Setelahnya kamu sakit dan tak bisa main.” Atau jika ia memainkan makanannya, Anda tarik piringnya dan katakan “Makanan bukan untuk dimainkan, tapi untuk dimakan.” dengan berkata tegas anak mengerti bahwa Anda tidak suka dengan apa yang ia lakukan. Namun, jika ia memperlakukan makanannya dengan baik jangan ragu untuk memberikan pujian.
Baca juga:
8 Tips Agar Anak Tidak Egois
3. Alihkan perhatiannya. Saat si kecil melompat-lompat dan berlari-lari tak karuan hingga dapat membahayakannya, segera alihkan perhatiannya dengan mengajaknya melakukan aktivitas spontan, misalnya menggunakan kertas koran atau majalah bekas yang ada. “Bunda sedang membuat pesawat,
nih. Bantu,
dong…” Tunjukkan padanya kertas tersebut dan katakan, “Bagusnya pesawatnya besar atau kecil?”
4. Ganti mainannya. Anda dapat mencoba mengganti “mainan” si kecil dengan mainan serupa demi keamanannya. Misalnya, jika ia memainkan pisau atau benda tajam hanya untuk memukul panci atau ember, berikan benda serupa yang terbuat dari kayu atau plastik secara pelan-pelan. Anda bisa lebih dulu menggunakan benda tersebut. Biasanya anak-anak tertarik untuk menggunakan benda baru yang digunakan oleh orang lain. Dengan begitu ia dapat terus berkreasi dengan mainannya tanpa membahayakan dirinya sendiri.
5. Times up! Jika menjelang tidur atau saat makan si kecil masih asyik dengan mainan di tangan, jangan ragu untuk mengatakan bahwa waktu bermain sudah habis. Namun, sesekali Anda dapat memberikan waktu ekstra dan lebih fleksibel terhadapnya.
Jen Singer, penulis buku pengasuhan “
You’re a Good Mom (and your kids aren’t so bad either)” mengatakan, tak ada salahnya sesekali bernegosiasi, namun ketegasan Anda akan mengajarkan hal yang lebih baik pada anak.
6. Jika hal-hal di atas gagal membuat si kecil mendengarkan Anda, cobalah menerapkan metode
Dr Thomas W Phelan, psikilog klinis dari dari Assosiasi Psikolog Amerika Serikat. Caranya, jika berkali-kali anak mengabaikan peringatan Anda katakan dengan tegas, “oke, satu kali lagi!,” Jika ia masih menolak hingga hitungan ketiga, berikan hukuman 5 menit dengan memintanya ke luar ruangan atau minta masuk dalam kamar. Setelah it, izinkan anak kembali bergabung bersama Anda, namun jangan memulai diskusi apapun dengannya. Anda juga dapat menyebutkan nama lengkap si kecil untuk menunjukkan padanya bahwa Anda bersungguh-sungguh dengan apa yang Anda ucapkan. (DOK. FG/ DEN)