Walau usianya baru satu tahun, anak pandai berulah. Dapatkah disiplin diterapkan pada anak-anak usia ini?Mengapa harus disiplin? Tentu saja anak usia satu tahun dapat mulai diperkenalkan pada disiplin. Bahkan, sejak berusia antara enam hingga sembilan bulan, anak sudah memahami arti perkataan "tidak" atau "jangan". Di usia satu tahun anak mulai memahami perintah-perintah sederhana.
Disiplin memang perlu diterapkan seawal mungkin, karena sejak dini anak perlu memahami konsep "benar - salah". Walaupun, anak membutuhkan waktu sedikit lama untuk benar-benar memahami konsep tersebut seutuhnya.
Selain itu, balita juga perlu disiplin untuk mengajarkan kontrol diri, serta menghargai aturan sedini mungkin. Dengan cara ini anak akan semakin memahami dan menghargai keberadaan orang lain di luar dirinya. Sehingga, anak yang awalnya egosentris, menjadi lebih sensitif pada orang-orang di sekitarnya.
Cara paling mudah bagi anak-anak usia ini untuk mengenal disiplin adalah melalui contoh dan bimbingan. Selain itu, mereka juga membutuhkan pembiasaan dengan pola yang sama dan konsisten.
Mendisiplin tepat. Dalam menerapkan disiplin, beberapa hal perlu diingat:
- Disiplin secara umum dapat bermakna mengajarkan.
- Anak membutuhkan batasan karena ia masih belum dapat mengontrol dirinya sendiri. Batasan orang tua membuat anak merasa nyaman dan aman.
- Jika anak-anak usia ini kerap membuat ulah, jangan dulu berpikir mereka nakal. Mereka hanya bereksperimen dengan dunianya. Mereka kerap melakukan observasi apa akibat dari perilakunya. Hindari memberi label, karena label membuat anak merasa yakin ia nakal atau negatif dan mengembangkan perilaku sesuai label.
- Yang terpenting dalam menerapkan disiplin adalah konsistensi. Jika sekali Anda mengatakan sampah harus dibuang di tempat sampah maka, sampai kapan pun, Anda harus konsisten dengan peraturan tersebut. Aturan yang berubah-ubah membuat anak bingung, sehingga peraturan tersebut tidak lagi berarti bagi anak.
- Anak-anak usia ini memiliki daya ingat yang pendek. Kita tidak bisa mengharapkan mereka langsung memahami apa yang kita ajarkan dalam sekejap. Anda perlu mengulangi berkali-kali hingga anak mengikuti aturan yang Anda buat.
- Terlalu banyak kata "tidak" atau "jangan" membuat aturan tidak lagi efektif, karena anak tidak berani melakukan apa pun. Cobalah menawarkan alternatif untuk setiap kata "tidak". Misalnya dengan mengatakan, "Sayang, buku ayah jangan dimainkan. Ayo kita cari bukumu sendiri dan kita lihat isinya! Pasti asyik!"
- Jika anak berbuat kesalahan atau melanggar aturan Anda, sekali-sekali biarkanlah ia menanggung risikonya, jika tidak terlalu membahayakannya. Dengan cara ini anak berkesempatan belajar dari kesalahannya.