Fimosis tidak bisa dianggap remeh. Kelainan kelamin yang bisa menimpa bayi laki-laki ini merupakan kondisi dimana kulup melekat pada kepala penis dan menutup lubang penis. Akibatnya, urin tidak dapat keluar normal dan kepala penis tidak dapat dibersihkan.
Penyebab Fimosis pada bayi laki-laki yang baru lahir karena tidak berkembangnya ruang di antara kulup dan penis. Selain bawaan lahir tadi, fimosis bisa juga disebabkan infeksi atau peradangan berulang pada kulit depan penis, atau trauma (benturan).
Memicu infeksi. Fimosis bisa berbahaya, karena akan memicu timbulnya infeksi yang disebut
balanitis atau infeksi di kepala penis. Fimosis juga bisa membuat bayi kesakitan saat berkemih. Dan bila tidak ditangani akan mempengaruhi aktivitas seksual ketika bayi beranjak dewasa, yakni sakit saat air mani keluar atau memancar dengan arah tidak terduga.
Cermati gejala fimosis:- Ujung kulit penis mengerut dan tak bisa ditarik ke arah pangkal ketika akan dibersihkan.
- Anak mengejan saat buang air kecil, karena muara saluran kencing di ujung penisnya tertutup. Biasanya, dia menangis dan pada ujung penisnya tampak menggembung.
- Air seni yang keluar tidak lancar. Kadang-kadang menetes dan kadang memancar dengan arah yang tidak dapat diduga.
- Anak menangis setiap kali buang air kecil dan kadang disertai demam, akibat terjadi infeksi.
Bawa bayi ke dokter bila Anda menemukan gejala-gejala di atas. Jangan sekali-kali membuka kulup secara paksa dengan menariknya ke arah pangkal penis. Tindakan ini berbahaya, karena kulup dapat terjepit, menimbul nyeri dan pembengkakan yang hebat
Penanganan medis: - Bila anak mengalami kesulitan buang air kecil, dokter akan mencoba melebarkan kulup yang melekat. Pelebaran (dilatasi) ini mudah, hanya sekitar 5 menit dan tidak perlu dianestesi (dibius).
- Bila upaya ini gagal, maka tindakan sunat (sirkumsisi) adalah jalan keluarnya. Apalagi, bila fimosisnya menetap atau terjadi infeksi. Bila perlu, dilakukan pembiusan
Baca juga: