Setelah dimakan oleh bayi yang berumur lebih dari 6 bulan, makanan melewati "perjalanan" hingga jadi nutrisi yang dibutuhkan untuk tumbuh kembangnya. Ini ceritanya saat melewati saluran pencernaan bayi.
Gerbang Mulut
Perjalananku dimulai “pintu gerbang” tubuh, yaitu mulut yang memiliki “dua daun pintu,” bibir atas dan bibir bawah. Tugasku membawa beragam zat gizi untuk digunakan tubuh bayi untuk tumbuh dan berkembang. Begitu aku melangkah masuk ke dalam rongga mulut, aku disambut beberapa deret gigi susu yang sudah mulai tumbuh. Ketika melangkah lebih ke dalam, aku bertemu air liur serta lidah yang permukaannya tertutup oleh 10,000 bintil papila untuk mengenali rasa dari tiap 'tamu' yang masuk ke dalam mulut, termasuk aku. Karena rasaku enak, lidah mengizinkan aku masuk sedikit demi sedikit masuk lebih dalam, menuju esofagus. Tapi, sebelumnya aku dipotong menjadi serpihan-serpihan kecil oleh beberapa gigi dan dilumatkan air liur.
Meluncur di Esofagus
Setelah bentukku menjadi lumat, aku meluncur ke dalam esofagus atau kerongkongan yang berbentuk pipa memanjang dari leher ke lambung. Saat melintas di dalam esofagus, otot-otot dinding salurannya menyambutku dengan melakukan gerakan peristaltik, suatu gerakan khas otot menegang dan mengendur secara bergantian. Gerakan inilah yang membuat aku terdorong dan meluncur ke bawah menuju lambung. Mirip seperti bermain perosotan!
Kantung Lambung
Aku tiba di lambung yang berbentuk kantung besar, lalu diguyur cairan yang dikenal dengan nama getah lambung. Cairan ini merupakan larutan yang bersifat asam dan mengandung aneka enzim pencernaan yang bertugas memecahku jadi bagian yang lebih kecil lagi. Selama kurang-lebih 5 jam, aku digiling di dalam lambung sambil dicampur dengan cairan getah sehingga aku berbentuk pasta kental. Agar dinding lambung tidak terkikis cairan asam, ada lapisan lendir yang melindunginya. Saat bayi baru lahir, ukuran lambung hanya sebesar kelereng. Baru setelah bayi berumur 1 minggu, ukurannya berkembang menjadi sebesar bola pingpong. Inilah alasan mengapa lambung bayi tidak perlu diisi banyak sebelum dia berumur 6 bulan.
Usus Halus yang Panjang
Dinding lambung membuatku berpusar-pusar menuju dasar lambung dan masuk ke pipa panjang yang disebut usus halus. Dinding usus halus berfungsi mirip ayakan. Aku dipecah-pecah lagi sehingga berbentuk sangat kecil supaya dapat melalui dinding usus halus. Dengan bantuan cairan kuning kehijauan yang dikeluarkan empedu, zat-zat gizi yang kubawa dipisahkan dan dipotong-potong jadi lebih kecil lagi sehingga bisa terserap dan beredar bersama aliran darah. Darah mengangkut lemak, protein, vitamin, dan karbohidrat, termasuk gula ke dalam hati untuk diolah menjadi bahan bangunan yang diperlukan organ tubuh untuk bekerja sesuai fungsinya. Kalau diukur, panjang usus halus ini bisa mencapai 6 meter! Itu sebabnya, aku perlu waktu sekitar 8 jam untuk sampai ke ujungnya!
Usus Besar lalu Anus
Tubuh bayi tidak mengolah semua makanan yang masuk ke dalam mulut. Partikel zat gizi berukuran besar -yang tidak dapat digunakan tubuh- bergerak menuju ke pipa lebih lebar bernama usus besar. Meskipun panjangnya hanya 1,5 meter, pipa ini dindingnya lebih tebal. Di dalam usus besar, beberapa zat gizi kandunganku diurai kembali. Bagian diriku yang cair dikumpulkan lalu dikeluarkan dari tubuh sebagai urin. Sedangkan sisa diriku yang berupa makanan padat akan berkumpul di ujung usus besar yang disebut rektum. "Sampah” padat ini akan ke luar dari tubuh bayi melalui saluran yang disebut anus. Inilah yang terjadi saat bayi pup.