Setelah mengandung selama 9 bulan, persalinan merupakan saat yang paling ditunggu-tunggu Bunda. Di satu sisi, Bunda merasa senang sekali karena akan segera bertemu dengan si kecil. Tapi tak bisa disangkal, ada rasa deg-degan yang muncul, apalagi bila ini merupakan kehamilan Bunda yang pertama. Belum-belum, telah terbayang proses persalinan yang melelahkan dan menguras energi.
Tetapi, tahukah Bunda bahwa ada empat tahap dalam persalinan, yang disebut kala? Nah, di antara keempat kala tersebut, kala II yang merupakan inti dari persalinan, dan menjadi tahap yang sangat penting untuk Bunda ketahui prosesnya seperti apa. Dengan begitu, Bunda dapat mempersiapkan diri guna menghadapinya nanti.
Apa itu Kala II?
Pada tahap ini, Bunda akan mengalami proses pengeluaran janin dari dalam kandungan. Kala II dimulai saat serviks (leher rahim), yang merupakan jalan lahir, sudah terbuka secara penuh, yaitu selebar 10 cm. Jika ini adalah kehamilan Bunda yang pertama kali, hingga bayi lahir lengkap, Kala 2 bisa berlangsung hingga 2 jam. Namun jika Bunda pernah melahirkan lebih dari sekali, maka kala 2 bisa berlangsung lebih cepat, maksimal 1 jam. Kedua durasi tersebut berlaku untuk persalinan spontan tanpa komplikasi, ya. Pada kala II, dengan kondisi ketuban sudah pecah, atau baru pecah spontan, dan Bunda akan mengalami kontraksi (rasa mulas) yang lebih sering, kuat dan lebih lama, yaitu 4-5 kali setiap 10 menit, yang berlangsung 60-90 detik.
Bunda merasakan…
Ingin mengejan atau meneran, bersamaan dengan terjadinya kontraksi.
Daerah perineum -antara anus dan vagina- menonjol atau meregang.
Vulva atau bagian luar vagina membuka.
Ada tekanan pada otot-otot di ujung anus sehingga Bunda merasa hendak BAB.
Jumlah pengeluaran air ketuban, darah dan lendir meningkat. Beberapa wanita merasa ingin mendorong sebelum leher rahim benar-benar terbuka, sementara wanita lain merasa tidak ingin mendorong sampai leher rahim benar-benar terbuka.
Jika merasa ingin mendorong sebelum leher rahim terbuka penuh, itu karena rahim Bunda lah yang melakukan dorongan tersebut, dan Bunda tidak bisa menghentikannya. Oleh karena itu, bidan atau dokter mungkin akan atau meminta Bunda menahan diri agar tidak mendorong. Karena mengejan sebelum waktunya dapat menyebabkan leher rahim menjadi edema atau bengkak, serta dapat menghabiskan tenaga bunda. Jika hal tersebut terjadi, yang dapat Bunda lakukan adalah menghindari menahan napas atau menahan dengan otot perut Anda.
Jika leher rahim sudah terbuka penuh, maka ini adalah waktu yang tepat untuk mengejan dengan mengikuti petunjuk dokter atau bidan. Dengan arahan dan petunjuk dokter atau bidan, bunda akan dapat mengejan dengan efektif dan menghindari terbuangnya energi.
Sementara itu, janin melakukan ini…
Kepala janin turun masuk ke ruang panggul Bunda. Itulah yang menyebabkan tekanan pada otot-otot dasar panggul, yang secara reflek menimbulkan keinginan Bunda untuk mengejan.
Saat sudah berada di panggul, janin akan melakukan berbagai gerakan, mengubah posisi kepalanya agar dapat mencapai posisi yang terbaik, mencocokkan bentuk dan diameter kepala dengan diameter jalan lahir. Bunda mungkin akan dapat merasakan gerakan menurun janin, namun beberapa wanita tidak merasakan hal itu.
Yang dilakukan dokter dan bidan…
Membantu Bunda mendapatkan posisi yang aman, bisa memberikan kenyamanan, dan membantu memperlancar kemajuan persalinan.
Mengingatkan Bunda agar bernapas teratur disetiap kontraksi, dan memfokuskan perhatian kepada janin yang akan dilahirkan.
Memberi tahu Bunda kemajuan persalinan sesuai yang dilihat, misalnya ketika puncak kepala bayi terlihat di jalan lahir (crowning), mereka berkata “Naaah, kepala adik sudah keliatan, tuh. Ayo, Bunda semangat…”
Memandu Anda mengejan; bagaimana teknik mengejan yang efektif, kapan saatnya Anda mengejan kuat, kapan Anda berhenti mengejan, dan kapan mengejan ringan saja karena kepala bayi sudah lahir sebagian. (IMS/MON)