Hampir semua zat dan senyawa yang dikonsumsi maupun dipakai ibu terkandung di dalam air susu ibu (ASI), meski kadarnya amat sedikit dan malah kadang hanya sebatas aroma. Misalnya saja, aroma vanila, karoten dari wortel, aroma bawang putih, serta
mint di dalam air susu (ASI) ibu menyusui yang mengonsumsinya. Hasil riset para pakar laktasi dari
La Leche League International juga menunjukkan adanya aroma samar dari berbagai senyawa yang dikonsumsi ibu di dalam ASI. Lalu, apa saja makanan dan minuman yang boleh serta tidak boleh dikonsumsi oleh ibu yang sedang menyusui dan perawatan apa saja yang sebaiknya tidak dilakukan? Lihat di halaman berikut.
Boleh makan makanan pedas?Boleh. Belum ada bukti ilmiah, kalau ibu yang sedang menyusui mengonsumsi hidangan pedas, maka ASI yang diproduksinya juga akan terasa pedas. Efek makanan pedas yang dikonsumsi ibu menyusui akan dialami dirinya sendiri dan tidak dialami oleh bayinya. Bila bayi yang disusui menderita diare itu bukan akibat rasa pedas pada ASI, tapi akibat penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaannya atau akibat alergi. Kalau ada anjuran agar ibu menyusui tidak mengonsumsi makanan pedas itu lebih kepada agar si ibu tidak terserang diare. Sebab, kekurangan cairan tubuh akibat diare dapat menyebabkan produksi ASI ibu menurun.
Boleh makan Durian?Boleh. Durian, yang diketahui dapat menimbulkan rasa panas pada sistem pencernaan, sejauh ini tidak pernah dilaporkan menyebabkan gangguan atau masalah kesehatan pada bayi yang ibunya mengonsumsi buah tersebut. Setiap orang memiliki metabolisme tubuh yang unik, yang berbeda antara Anda dengan ibu menyusui lainnya. Begitu pula dengan bayi Anda. Perbedaan dalam sistem metabolisme tubuh ini juga menentukan perbedaan reaksi tubuh terhadap senyawa yang masuk ke dalam tubuh. Tentu saja, kuncinya adalah selama durian yang dikonsumsi ibu menyusui tersebut tidak berlebihan.
Boleh minum kopi, soda dan alkohol?Boleh. Ibu menyusui boleh minum secangkir kopi setiap hari, karena tidak ditemukan kandungan kafein di dalam ASI. Tapi, jangan lebih dari 6 cangkir sehari karena akan menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan bayi serta bayi akan terjaga dan rewel. Sedangkan untuk minuman bersoda, efeknya akan meningkatkan kadar gula darah ibu. Karenanya, batasi konsumsi minuman bersoda selama masa laktasi. Untuk minuman beralkohol, dampaknya pada bayi ditentukan oleh kadar dan porsi yang diminum ibu. Bila dalam seminggu Anda hanya mengonsumsi minuman beralkohol sebanyak 1-2 gelas, kadar alkohol yang terkandung di dalam ASI Anda amat sangat kecil. Namun, demi alasan kesehatan, sebaiknya selama Anda dalam masa menyusui hindari mengonsumsi minuman beralkohol sampai masa laktasi Anda selesai.
Boleh mewarnai (cat) rambut?
Boleh.
Organization of Teratology Information Services (OTIS) pernah melakukan riset terhadap besarnya kadar senyawa kimia yang terkandung di dalam cairan amnion untuk mewarnai rambut serta air susu ibu. Ternyata kadarnya sangat kecil dan tidak cukup “kuat” untuk menyebabkan gangguan tumbuh-kembang pada janin maupun bayi yang menyusui. Pernyataan OTIS juga didukung oleh
La Leche League International. Dalam
“Breastfeeding Answer Book” yang mereka terbitkan, dinyatakan tidak pernah ada bukti yang dilaporkan berkaitan dengan dampak senyawa-senyawa kimia yang dipakai ibu menyusui untuk melakukan perawatan rambut termasuk mewarnai rambutnya, pada gangguan tumbuh-kembang bayi.
Boleh menggunakan produk perawatan kulit?Boleh. Tidak terdapat larangan bagi ibu menyusui untuk menggunakan produk perawatan kulit selama produk tersebut bukanlah produk pemutih kulit yang mengandung senyawa kimia hidrokuinon. Memang senyawa kimia hidrokuinon tidak akan masuk ke dalam aliran darah maupun ASI, tapi senyawa kimia ini dapat memicu timbulnya alergi pada si ibu yang mungkin diwariskan kepada bayi. Reaksi alergi pada bayi bisa bermacam-macam bentuknya. Contohnya, sulit bernapas (sesak napas), bengkak pada wajah, lidah, bibir, atau tenggorokan. Lebih aman lagi jika Anda berkonsultasi dengan dokter kecantikan untuk memilih produk-produk yang aman. Perhatikan juga kandungan yang ada di dalam setiap produk.
Boleh mengonsumsi obat?
Boleh. Bila Anda sedang menjalani terapi pengobatan, selalu informasikan kepada dokter yang memberikan obat bahwa Anda sedang menyusui. Jangan ragu untuk bertanya kandungan senyawa kimia apa saja yang ada di dalam obat tersebut. Perhatikan juga hal-hal berikut ini: berapa lama Anda harus mengonsumsinya. Apakah hanya satu kali (obat anastesi), beberapa hari (antibiotik), atau dalam jangka panjang (obat diabetes atau obat hipertensi). Sifat larut dari senyawa kimia obat di dalam lemak ikut berpengaruh terhadap mudah tidaknya obat masuk ke dalam ASI karena ASI banyak mengandung lemak. Disarankan bagi ibu menyusui untuk mengonsumsi obat-obatan jangka pendek yang dikonsumsi 3-4 kali sehari. Juga, sebaiknya minum obat hanya bila benar-benar dibutuhkan, pilih jenis obat yang paling kecil risikonya untuk masuk ke dalam ASI, konsumsi obat dalam dosis serendah mungkin, jadwalkan minum obat segera setelah menyusui.
KONSULTASI: DR. ELIZABETH YOHMI, SpA, IBCLC, DOKTER SPESIALIS ANAK DI RS ST. CAROLUS, JAKARTA.