Saat ini, tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan terus meningkat, 49,52% di tahun 2007 menjadi 51,25% di tahun 2008. Sementara Undang-Undang Ketenagakerjaan no.13/2003 Pasal 81, menyebut lama cuti hamil dan melahirkan hanya 3 bulan.
Maka, ibu harus memerah ASI dan menyimpannya secara benar agar tetap bisa memberikan ASI eksklusif kepada si buah hati yang ditinggal di rumah atau di daycare. Perhatikan langkah-langkah berikut:
1. Jaga kebersihan. Biasakan untuk mencuci tangan menggunakan sabun setiap kali akan mulai memerah. Begitu pula ketika Anda atau pengasuh menyiapkan ASI perah. Pastikan juga alat-alat yang akan digunakan, seperti botol dan alat perah, dalam keadaan steril dan bersih. Perahlah ASI di ruangan khusus menyusui jika Anda harus memerah ASI di luar rumah.
2. Aktifkan hormon oksitosin. Hormon ini adalah hormon yang berfungsi mengaktifkan dan melancarkan produksi ASI. Caranya mengaktifkannya bisa dengan mendengarkan musik, melihat foto anak Anda atau menciptakan suasana yang membuat relaks dan nyaman.
3. Porsi kecil. Simpanlah ASI perah dalam botol atau wadah ukuran kecil, misalnya per 100 ml. Ini untuk menghindari sisa ASIP yang terbuang percuma ketika bayi tidak menghabiskan semua. Sisa ASIP yang sudah terkena liur bayi harus dibuang dan tidak bisa disimpan lagi untuk dikonsumsi pada jam minum ASI berikutnya. Sebab, ASI yang sudah terkena air liur bayi sangat mudah dihinggapi bakteri.
4. Beri label. Segera beri label pada botol atau wadah penyimpan ASIP berupa keterangan nama dan tanggal memerah. Bila Anda memerah di kantor, hal ini akan menjadi hal sangat penting, sebab cara ini untuk menghindari tertukarnya botol ASIP dengan rekan kerja.
5. Hindari freezer. Ketika Anda memerah ASI di kantor, hindari menyimpan ASIP di freezer. Cukup simpan ASI perah di kulkas bagian bawah. Hal ini untuk menghindari mencairnya ASIP yang telah membeku menjadi bongkahan es akibat lamanya perjalanan pulang. Jika disimpan di kulkas bagian bawah, Anda tinggal memasukkan ke dalam cool box saat Anda akan pulang. Cool box bertahan hingga kurang lebih 6 jam. Sampai di rumah, ASIP bisa langsung disimpan dalam freezer atau disiapkan untuk disajikan pada si kecil. Saat di rumah, hindari juga menyimpan botol ASIP di pintu kulkas. Sebab suhu bisa turun naik saat kulkas dibuka atau ditutup sehingga bisa mengakibatkan perubahan suhu ASIP.
6. Gunakan prinsip FIFO (first in first out) saat Anda akan menyajikan ASI perah, yaitu gunakan ASIP yang masuk terlebih dahulu untuk digunakan segera. Kombinasikan ASIP yang ‘berumur’ lebih lama dengan ASIP yang ‘segar’ yang baru diperah. Bagaimanapun, ASIP perahan terbaru lebih baik daripada ASIP yang sudah lama.
7. Teknik pencairan yang benar. ASIP yang berasal dari freezer hendaknya diturunkan ke kulkas bagian bawah 1 malam sebelum Anda menyajikan. Hindari memanaskan atau mencairkan ASIP beku secara langsung. Hal ini untuk menghindari terjadinya perubahan suhu yang drastis pada ASI perah. Begitu juga ketika usai memerah, jangan langsung memasukkan ASIP ke dalam kulkas, tapi taruh dahulu dalam suhu ruangan selama kurang lebih 5-10 menit hingga ASIP dingin, kemudian masukkan ke dalam kulkas, dan ke freezer jika Anda ingin menyimpannya lebih lama.
8. Beri bertahap, misalnya 100 ml masing-masing pemberian. Gunakan cup feeder, cangkir atau sendok dalam memberikan ASIP pada bayi untuk menghindari terjadinya bingung puting, yaitu, bayi merasa tidak nyaman saat menyusu ke puting ibu. Hal ini dapat mengurangi produksi ASI secara tidak langsung dan memperpendek lama menyusui.
Perlu bunda ingat jika menghangatkan ASI dingin yang berasal dari kulkas lakukan dengan menggunakan alat pemanas ASI. Atau dengan mencelupkan wadah atau botol ke dalam air hangat. Putar-putar botol hingga seluruh ASIP menjadi hangat, lalu sajikan.