Bagaimana merancang keuangan keluarga agar tiap bulan tidak hanya habis untuk pengeluaran bulanan, tapi bisa juga disisihkan untuk ditabung? Ligwina Hananto, Konsultan perencana keuangan, pendiri dan CEO Quantum Magna Financial yang selalu aktif dan ‘berisik’ pada keinginannya untuk menyehatkan keuangan keluarga kelas menengah Indonesia akan menjawab pertanyaan ini untuk Anda.
Tanya: Bagaimana merancang keuangan keluarga agar tiap bulan tidak hanya habis untuk pengeluaran bulanan, tapi bisa juga disisihkan untuk ditabung dan investasi?
Jawab: Pertama, kita harus punya anggaran dulu. Kalau kita tidak tahu ke mana perginya uang setiap bulan, tentu kita tidak bisa mengendalikan uang tersebut. Ada 4 kategori besar pos pengeluaran setiap bulan. (1) Menabung atau Investasi Rutin, (2) Cicilan, (3) Pengeluaran Rutin, (4) Pengeluaran Lifestyle/Pribadi. Untuk membuat anggarannya, catat hal ini:
Pertama, jangan tunggu "sisa" setiap bulan untuk menabung atau investasi –mulailah dengan komitmen menabung atau investasi secara tetap. Bukan jumlah nominal yang jadi target, tetapi presentasenya. Potong dulu 10%-30% dari penghasilan –begitu Anda menerimanya– alokasikan untuk tabungan atau investasi. Dengan cara ini, berapa pun besarnya gaji/penghasilan, jika jumlahnya meningkat setiap tahun, besarnya komitmen bisa ditingkatkan.
Kedua, tetapkan tujuan finansial. Bisa dari pengeluaran
lifestyle seperti tujuan beli tas, atau langsung tujuan primer, seperti dana pendidikan. Ini penting karena menentukan arah. Saat menabung/investasi tanpa tujuan finansial, kita akan kehilangan arah dan mulai sabotase upaya menabung.
Ketiga, catat ini:
There's no such thing as "pengeluaran tak terduga". Jadi, anggarkan semuanya. Supaya bila misalnya ada kerabat yang menikah, sudah memang ada dana untuk hadiah. Bisa juga dengan menyiapkan “Dana Darurat” –bila ada kondisi yang benar-benar darurat, sehingga tidak akan mengganggu pos pengeluaran bulanan yang sudah disusun rapi.
Baca juga:
Cara Sederhana Menyusun Anggaran Keluarga