Stres merupakan salah satu pemicu angka timbangan Anda terus bergeser ke kanan. Mungkin, karena Anda termasuk salah satu orang yang menganggap makanan adalah salah satu 'obat' untuk mengatasi rasa stres. Inilah yang dimaksud dengan emotional eating.
Cirinya
Emotional eating merupakan situasi saat seseorang menyalahgunakan makanan sebagai antistres. Ia merasa dengan makan, rasa gundahnya akan hilang. Memang, sih, makanan terutama yang mengandung gula memicu munculnya serotonin, senyawa yang berperan membuat seseorang merasa bahagia. Tapi, efeknya tak lama. Dampak teringan dari emotional eating adalah tubuh yang melebar. Kelebihan makanan akan ditimbun dalam bentuk lemak di tubuh bagian dalam. Akibatnya, tubuh berisiko mengeluarkan 200 jenis hormon dan protein penyebab sindrom metabolik seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit kardiovaskular.
Efeknya terhadap kesuburan
Bila berat badan Anda berlebih, lemak secara automatis menjalani proses esterifikasi (proses spontan yang mengubah lemak menjadi hormon). Masalahnya, hormon berlebih yang dihasilkan ini malah mengganggu keseimbangan hormon yang sudah ada dalam tubuh. Padahal, syarat utama proses pengeluaran sel telur adalah hormon harus dalam kondisi seimbang.
Bisa diatasi dengan
Usahakan mencari ‘pelampiasan’ pada hal yang produktif. Misalnya, olahraga, menulis blog, atau bermain alat musik. Intinya, lakukan apa pun yang bisa membantu Anda melupakan makan. Kadang ada momennya Anda kesal dan akhirnya mencekoki diri dengan makanan. Jika sulit menghindarinya, pilih jenis makanan yang bersahabat untuk tubuh. Misalnya, pilih biskuit gandum, buah, jus tanpa gula yang tidak memberikan ancaman kegemukan.
Idealnya, setiap calon ayah memeriksakan diri sebelum berencana punya anak. Tentu saja pemeriksaan fisik dan laboratorium penting agar kehamilan sehat tercapai.... read more