Berbicara mengenai kondisi sperma laki-laki, ternyata sudah dapat diawasi sejak ia baru lahir ke dunia. Apa yang dapat Anda lakukan?
Begitu melahirkan anak laki-laki, Anda harus memastikan kondisi penisnya normal, skrotum ada dua kanan dan kiri, dan posisi testis naik ke perut lalu turun dan naik lagi atau disebut retraktil testis. Normalnya, testis turun ke skrotum.
Jika testis tidak normal atau tidak berada di tempat semestinya, maka akan memengaruhi kesuburan sperma. Jika Anda menemukan kejanggalan atau keraguan pada bentuk dan posisi alat kelamin bayi laki-laki Anda, jangan ragu untuk segera melakukan pemeriksaan ke dokter. Bila ditemukan bahwa testis tidak berada di tempat yang seharusnya biasanya berada di perut, maka segera minta rekomendasi dokter untuk melakukan operasi penurunan.
Lakukan penurunan testis ini saat usia anak di bawah satu tahun karena pembenahan di atas usia satu tahun akan mengganggu kesuburannya saat dewasa.
Waspada terhadap pemberian obat-obatan suntik dengan harapan akan menurunkan testis sebelum satu tahun. Suntikan obat ini, menurut
European Association of Urology, justeru berbahaya dan mengganggu kesuburannya saat dewasa. Jadi jika tidak mau turun, tunggu saja sampai akhirnya memutuskan untuk operasi penurunan. Jika bertemu situasi ini saat usia balita sudah lebih dari satu tahun bahkan hingga menikah, maka wajib diturunkan untuk menghindari tumor testis. Namun dengan risiko testis akan mengecil jika terlalu lama di perut. Ketika ia dewasa salah satu masalah yang sering terjadi dan bisa memengaruhi kesuburan sperma adalah cedera pada testis yang disebut torsio, yaitu melintirnya testis sejauh 90 derajat, 180 derajat hingga 360 derajat.
Saat testis melintir biasanya dilanjutkan dengan demam dan bengkak yang biasa disebut orkitis. Seringkali laki-laki dewasa tidak menyadari dan menganggap demam biasa. Laki-laki usia dewasa yang sudah matang organ reproduksinya biasanya mengalami kenaikan libido dan peningkatan dorongan seksual. Seringkali kenaikan libido ini mendorong laki-laki melakukan hubungan seks yang tidak aman.
Saat inilah laki-laki biasa terserang penyakit yang disebabkan bakteri
nesceria gonorrhea atau GO, yaitu infeksi pada alat kelamin yang didapat melalui hubungan seks bebas. Infeksi ini bila dibiarkan bisa menyebar ke testis yang menyebabkan infeksi dan memicu tersumbatnya aliran spermatozoa ke testis.
Yang harus dilakukan:
1.
Jika testis melintir, segera lakukan USG Doppler untuk melihat aliran darah ke testis, jika dari hasil USG terlihat aliran darah naik, maka terjadi infeksi. Namun jika tidak ada aliran darah sama sekali, maka patut waspada untuk segera membalikkan kembali posisi testis seperti sedia kala. Ada masa emas atau golden periode selama 6 jam saat testis terpelintir. Saat melewati masa itu, maka testis yang melintir akan mati sehingga harus diangkat atau dibuang. Namun seringkali laki-laki baru menyadari ada perubahan pada testisnya saat ia mulai menghitam beberapa hari setelah kejadian. Jika kondisinya seperti ini, maka testis ini harus diangkat untuk menghindari terjadinya serangan antibodi yang tidak hanya pada testis mati tapi juga testis sehat yang satunya. Tetapi pada beberapa kasus masih ada testis yang bisa ‘diselamatkan’, cara mengetahuinya dengan mengembalikan testis yang melintir ke posisi benar dan warna testis kembali merah.
2.
Berusahalah melakukan hubungan seks sehat dan aman, karena penyakit GO ini bisa menulari pasangan dan menurunkan kesuburan pasangan.
3.
Waspada pada kuman trichomonas karena laki-laki yang tidak pernah melakukan seks bebas bisa terinfeksi kuman ini dan mengalami infeksi subklenis. Periksakan segera jika setelah satu tahun menikah belum juga berhasil membuahi sel telur. Bisa jadi laki-laki tidak pernah merasakan apa-apa dan hormon tidak masalah, tapi ternyata begitu diperiksa tidak ada spermatozoa air mani.