Varikokel atau varises pada testis adalah keadaan abnormal pada kantung pembungkus testis (skrotum), di mana terjadi pembesaran atau pelebaran pembuluh darah balik (vena) yang memengaruhi proses pembentukan dan kualitas sperma.
Penyebab Varikokel: - Genetik. Orangtua dengan varikokel memiliki kecenderungan menurunkannya pada anak.
- Makanan dengan oksidasi tinggi akan merusak pembuluh darah. Contohnya, makanan yang diolah dengan cara dibakar, seperti sate.
- Suhu tinggi di sekitar testis dapat memicu pelebaran pembuluh darah balik. Suhu ini berpotensi menurunkan kualitas sperma yang akan mengganggu fungsi testis dalam menghasilkan sperma.
Gejala yang terasa:- Varikokel stadium 1. Umumnya tak ada gejala yang terlihat jelas, kecuali melalui pemeriksaan dokter. Penderitanya tidak merasa bermasalah, sampai sadar si buah hati tak kunjung tiba.
- Varikokel stadium 2. Gejalanya baru bisa dilihat dengan pemeriksaan dokter. Hanya saja tebalnya kantong skrotum juga kerap menjadi faktor penghambat dalam proses pemeriksaan. Jika diraba dengan cermat akan terasa pembuluh darah vena yang menonjol dan berkelok-kelok.
- Varikokel stadium 3. Dapat terlihat dengan mudah, pada saat penderita dalam keadaan berdiri. Kantung testis membengkak dan jika diraba akan terasa seperti ada gumpalan urat, yang bentuk dan teksturnya tidak teratur. Pria yang memilikinya akan mengalami rasa sakit dan nyeri di sekitar organ reproduksi dan mengecilnya ukuran testis, akibat berkurangnya suplai darah.
Varikokel menyebabkan:
- Hipertermia atau peningkatan suhu tubuh karena terjadinya infeksi. Hal itu karena adanya pembesaran vena, yang mengakibatkan penumpukan darah di sekitar testis, membuat suhu di daerah skrotum meningkat. Kenaikan suhu tubuh akan melemahkan, bahkan mematikan sperma.
- Infeksi pada tubuh serta adanya tekanan tinggi dalam perut.
- Terjadi stagnasi darah balik pada sirkulasi testis, sehingga testis mengalami hipoksia atau kekurangan suplai oksigen.
- Reaksi akrosom, yaitu sebuah kejadian fusi membran yang melepaskan enzim dari kepala sperma untuk memfasilitasi pembuahan.
- Stres oksidatif, keadaan di mana jumlah radikal bebas di dalam tubuh melebihi kapasitas tubuh untuk menetralisir.
Pengobatan: - Teknik bedah mikro. Teknik ini dapat mengidentifikasi dan menjaga pembuluh arteri, sehingga menurunkan risiko terjadinya komplikasi seperti pengecilan volume testis dan penumpukan cairan pada testis.
- Pengobatan berhasil jika ada perbaikan hasil analisis cairan semen dan bertambahnya volume testis, sehingga diharapkan pasangan istri- suami dapat memiliki keturunan.
Hindari: Aktifitas yang menyebabkan peningkatan tekanan pada rongga perut seperti melompat, meniup trompet, batuk dalam jangka waktu lama dan kegemukan pada perut (
central obesity). Gantilah dengan berenang atau yoga. Posisi tubuh mendatar saat berenang , memengaruhi gravitasi terhadap aliran darah pada kondisi minim. Yoga, memberi dampak aliran darah dari tubuh bagian bawah menuju jantung menjadi lebih lancar. (me)
Baca juga: Memelihara Kesuburan PriaFaktor Penentu Kesuburan PriaJenis Pemeriksaan Kesuburan PriaNutrisi Penunjang Kesuburan