Bulan ini usia kandungan Anda baru memasuki 6 bulan. Anda tentu menunggu-nunggu kejutan istimewa apalagi yang akan datang dari si kecil di dalam rahim.
Akhir-akhir ini Anda merasakan perut Anda selalu terasa kencang. Saat Anda mengobrol berdua dengan janin, perut kencang. Lain waktu, saat sedang menunggu kendaraan umum, perut juga terasa kencang. Di satu sisi Anda berpikir bahwa itu cara si kecil berkomunikasi dengan Anda. Namun, di sisi lain Anda merasa khawatir jika terjadi sesuatu pada janin atau persalinan akan segera tiba.
Ya, bagi Ibu baru, kontraksi identik dengan bayi siap dilahirkan. Tak jarang, saat perutnya mengalami kontraksi, Bunda langsung panik dan pergi ke dokter.
Kontraksi pada ibu hamil sebenarnya sudah terjadi sejak trimester pertama. Memang, tidak semua bunda menyadarinya. Kontraksi dini yang terjadi pada trimester pertama menjadi cara tubuh Anda menyesuaikan dengan perubahan di awal kehamilan.
Kontraksi bisa menjadi penanda bayi aktif bergerak di dalam rahim, bayi akan segera lahir, atau karena bunda terlalu lelah. Saat kontraksi berlangsung, otot rahim menjadi kencang. Kontraksi juga bisa muncul akibat meningkatnya hormon oksitosin pada Ibu hamil. Misalnya, setelah Bunda berhubungan intim dengan suami atau adanya rangsangan pada payudara.
Selain kontraksi persalinan, ada juga kontraksi palsu atau kontraksi Braxton Hicks. Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh John Braxton Hicks pada tahun 1872. Pada saat itu, banyak perempuan yang merasa takut dengan kontraksi yang dialami, namun setelah dicek ternyata belum ada tanda-tanda persalinan.
Perbedaan kontraksi menjelang persalinan dan kontraksi palsu ada pada frekuensi, durasi dan tingkat rasa sakitnya. Kontraksi palsu terjadi pada kehamilan di trimester akhir (32-34 minggu), namun ada juga yang sudah mengalami di trimester kedua (di atas 20 minggu).
Ciri-cirinya:
- Rasa sakit pada bagian perut bawah, bukan dari punggung bawah menjalar ke sekitar perut.
- Kontraksi palsu terasa seperti kram ringan saat menstruasi.
- Durasi kontraksi berlangsung selama 1 menit.
- Dalam sehari dapat terjadi beberapa kali kontraksi palsu dengan jarak 10-20 menit.
- Tidak ada bercak darah.
- Bunda tidak merasakan nyeri yang berlebihan.
- Saat Anda mengubah posisi, nyeri berkurang atau hilang.
Jika Bunda mengalami semua ciri-ciri itu atau hanya merasakan satu atau dua tanda, langkah selanjutnya janganlah panik. Kontraksi palsu dapat dijadikan “latihan” sebelum Bunda mengalami kontraksi yang sebenarnya saat persalinan.
Untuk mengatasi kontraksi palsu atau braxton hicks lakukan cara-cara berikut:
- Berendam di air hangat (suam-suam kuku) hingga tubuh Anda merasa nyaman.
- Perbanyak minum air agar Anda tidak dehidrasi.
- Minum teh hangat atau makan buah.
- Melakukan teknik pernafasan untuk relaksasi.
- Saat Anda sedang berdiri dan kontraksi palsu datang, duduklah atau rebahan. Jika kontraksi terjadi saat Anda sedang tiduran, berdirilah.
- Melakukan pijatan ringan pada area punggung dan pinggul bawah dengan tekanan lembut yang dapat dilakukan oleh terapis atau suami.
- Jika kontraksi datang karena Anda terlalu banyak kegiatan, berhentilah sejenak untuk beristirahat.
- Kurangi stimulasi pada area sekitar payudara.
- Elus perut Anda sembari mengobrol dengan si kecil. Kontraksi palsu tidak dialami setiap ibu hamil.
Jika kontraksi yang dialami semakin sering dan intervalnya semakin pendek, pertanda bunda akan bersiap-siap melahirkan.
Maria Soraya Az Zahra