Bila selama ini rasa sakit sangat hebat ketika proses persalinan dianggap hal yang wajar, bahkan perlu dan wajib dirasakan seorang ibu agar pengalaman bersalin menjadi “lengkap”, kini paradigma itu tak berlaku lagi. Karena rasa sakit pada proses persalinan ternyata, selain mempengaruhi proses kelahiran itu sendiri, juga menimbulkan sejumlah efek pada ibu, antara lain menimbulkan kecemasan, ketakutan dan penderitaan yang bersifat traumatis.
Dari paradigma itulah kemudian muncul metode persalinan yang tenang dan santun, dan memanfaatkan semua unsur alami, yang disebut
gentle birth. Tenang, karena ibu dalam kondisi relaks. Santun karena ibu diminimalkan rasa sakitnya –bahkan tanpa rasa sakit– sehingga tak terjadi kehebohan dan drama selama proses persalinan.
Persiapan. Seperti juga persalinan pada umumnya,
gentle birth juga memerlukan persiapan sejak masa kehamilan agar metode persalinan dengan tenang ini dapat terlaksana dengan tepat.
Dr. Gowri Motha, seorang dokter spesialis obgin ternama Inggris penganjur
gentle birth meminta pasien-pasiennya untuk secara bersinambung melakukan latihan pernapasan, pijat –termasuk pijat di daerah vaginal dan perineal–, rutin berolahraga ringan dan melakukan pengaturan konsumsi makanan yang benar.
Mental ibu pun perlu persiapan. Malah bisa dibilang mental ibu adalah bagian terpenting untuk suksesnya
gentle birth. Ibu yang akan melahirkan diharapkan untuk rutin melakukan meditasi, tak pernah henti mencanangkan pikiran positif dan afirmasi-afirmasi positif pada dirinya. Ketenangan jiwa nampaknya memang mutlak dalam metode
gentle birth ini.
Masih jadi kontroversi. Walaupun nampaknya sangat terkontrol dan aman, pada kenyataannya
gentle birth ini masih belum dapat diterima secara utuh oleh dunia kedokteran. Tak semua caranya direkomendasi oleh dokter kandungan dan kebidanan. Komplikasi dapat terjadi pada proses persalinan, tak terkecuali pada persalinan dengan metode
gentle birth.
Belum mendapat dukungan sepenuhnya dari dunia kedokteran, badan dunia WHO sebaliknya merestui motode persalinan
gentle birth ini. Namun tetap dengan syarat penting bila kehamilan tidak mengalami komplikasi dan pada saat persalinan juga tak terjadi komplikasi yang berisiko hilangnya nyawa ibu dan bayi.
Sejauh ini
gentle birth yang sudah cukup banyak dilakukan di Indonesia adalah persalinan dalam air (
water birth) dan persalinan dengan otohipnosis. Beberapa ibu yang telah menjalaninya, dari tuturan mereka kepada Ayahbunda, (
hypnobirthing) mengaku merasa telah memilih hal yang tepat untuk kelahiran bayinya dan merasa sangat puas melakukan persalinan cara ini. Namun memang persalinan mereka tetap didampingi oleh bidan dan dokter berpengalaman yang mendukung proses
waterbirth maupun dengan otohipnosis.
Baca juga:
Berbagai Pilihan Gentle Birth