Sebuah lembaga pendidikan dari Singapura, Anakku Kist4kids, yang mengembangkan berbagai upaya deteksi dan diagnosis dini, serta memberi terapi-edukasi untuk anak-anak berkebutuhan khusus akan hadir di Indonesia, .Jumlah penderita gangguan perkembangan pada anak terus mengalami peningkatan. Sekitar 30 persen atau 40 juta anak Indonesia diperkirakan memiliki gangguan perkembangan serta berkebutuhan khusus, seperti autisme, hiperaktif dan down syndrome. Namun, meningkatnya jumlah penderita gangguan perkembangan belum diimbangi dengan tersedianya sumber daya manusia, lembaga atau sekolah yang menyediakan penanganan secara professional.
Menjawab tantangan tersebut, sebuah lembaga pendidikan dari Singapura,
Anakku Kist4kids, yang mengembangkan berbagai upaya deteksi dan diagnosis dini, serta memberi terapi yang optimal untuk anak-anak berkebutuhan khusus akan hadir di Indonesia. Sekolah Anakku Kist4kids yang akan mulai beroperasi pada 7 Juli 2010 ini, akan menggabungkan terapi-edukasi untuk menangani anak dengan gangguan perkembangan dan perilaku. Berbagai terapi akan dikembangkan di Anakku Kist4kids, diantaranya terapi integrasi sensori,
floor-time, dan terapi perilaku yang melibatkan peran serta orang tua.
“Kami akan memberikan pendidikan yang efektif untuk membangun komunikasi, afeksi, perilaku, kognisi dan interaksi. Salah satu programnya ada terapi musik dan instrument hingga sentuhan dan pijat sesuai tingkat usia dan kemampuan,” terang
Prof. Eric Lim, PhD DBA MBA Med, pakar pendidikan dan founder
kits4kids Singapura, dalam jumpa persnya di Jakarta, Senin (14/6).
Program pendidikan
Anakku Kits4Kids yang akan hadir di dua lokasi, Cibubur dan Depok ini tersedia dalam empat kelompok tingkatan usia. Pertama untuk usia 2-7 tahun (
Pre Years), kedua untuk usia 7-14 tahun (J
unior Years), ketiga untuk usia 14-18 tahun (
Senior Years) dan ke empat untuk usia 10-18 tahun (
Adult Years) dengan daya tampung 40-100 siswa.
Menurut Lim, gabungan antara terapi, edukasi dan medis yang tepat akan membuat anak berkebutuhan khusus mampu berkembang dengan baik. “Siswa akan diterapi sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Sebelumnya akan ada konsultasi dengan ahli medis dan psikolog untuk mengetahui sejauh mana tahap perkembangan dan permasalahannya,” terangnya. “Dan hasil pendidikan akan kami evaluasi setiap periode waktu tertentu, untuk melihat kemajuan yang telah dicapai anak,” lanjutnya. (ME)