Tanda anak terkena diare dan kolik dan cara mengatasinya
Diare
Anak dinyatakan diare jika BAB-nya lebih encer dengan frekuensi lebih dari 3 kali dalam 24 jam. Diare menandakan adanya peradangan di saluran cerna si kecil akibat infeksi—masuknya bakteri atau virus—atau alergi terhadap makanan tertentu.
Cara Mengatasinya:
Beri air putih atau larutan oralit sebanyak 125 ml. Oralit bisa Anda buat di rumah. Caranya, campur 4 sendok teh gula dengan setengah sendok teh garam ke dalam 125 ml air. Jika diare masih berlangsung hingga lebih dari satu hari, mulut anak kering, dan tidak BAK lebih dari 6 jam, Anda harus segera membawanya ke rumah sakit.
Kolik
Kolik atau menangis tanpa sebab di malam hari cenderung dialami bayi usia 1-4 bulan. Meski belum diketahui penyebabnya, tapi umumnya kolik dihubungkandengan sistem pencernaan bayi yang terganggu. Pada balita, kolik dapat berupa nyeri perut berulang. Ia merasa ingin BAB tapi saat ke toilet, fesesnya tidak keluar. Salah satu pemicunya alergi makanan. Makanya, dokter akan melakukan pemeriksaan riwayat penyakit anak, gejala alergi, serta menu makanan yang sudah Anda berikan.
Cara mengatasinya:
Menurut
Robert Jerry, Jr., MD, medical director di Endocrinology Department di Le Bonheur Children's Hospital, Memphis, Tennessee, AS, nyeri perut dapat diredakan dengan memberikan makanan halus berserat seperti pepaya. Berikan cairan hangat seperti kuah kaldu atau air putih untuk mengurangi rasa nyeri dan biarkan anak beristirahat selama 2-3 jam. Jika masih keras dan makin kembung, konsultasikan kepada dokter. (RIN/IAH)
Baca Juga:
Sakit Perut pada Bayi
Bayi Rewel? Waspadai Kolik
Pola Makan Anak Diare