2 Bahaya Meninggalkan Anak Sendirian di Dalam Mobil
Jangan pernah dilakukan.... read more
Tilli, tidak mengalami tanda-tanda sakit. Pagi itu ia melenggang masuk kelasnya di Lowestoft, Suffolk, Inggris. Ibunya, Carly Brown dan ayahnya, Zak Cremin selama ini berpikir bahwa stroke hanya bisa dialami lansia. Kenyataannya, setiap orang di setiap usia dapat mengalami stroke. Malah di Indonesia, usia termuda yang mengalami stroke tercatat berusia 15 tahun. Di Inggris setiapp 1 dari 400 anak setiap tahun mengalami stroke. Demikian laporan The Stroke Association.
Kejadiannya adalah, tanggal 5 April lalu, Carly masih mengenakan piyama dan menyelesaikan urusan rumah. Tiba-tiba dia dihubungi pihak sekolah Tilli, diminta untuk segera ke sekolah karena ambulance sedang menuju ke sekolah untuk membawa Tilli ke Rumah Sakit. Sesampai di sekolah, Tilli terbaring di lengan gurunya. Dokter di James Paget University Hospital di Gorleston, Norfolk mengatakan, Tilli terkena stroke. Stroke pertama terjadi di sekolah. Sepuluh menit kemudian dia mengalami stroke yang kedua, yang lebih parah.
Wajah Tilli berubah dan tidak bisa bicara. Tilli kemudian dikirim ke RS Addenbrooke’s di Cambridge untuk dirawat. Selama 3 minggu ia diberi steroid dan obat pengencer darah setiap malam.
Dokter menduga Tilli mengalami vasculitis, yaitu peradangan pembuluh darah yang mengakibatkan perubahan pada dinding pembuluh darah sehingga mengganggu aliran darah yang normal, dan berakibat gangguan pada organ tubuh.
Vaskulistis bisa terjadi bila sistem kekebalan tubuh menyerang pembuluh darah sendiri. Mengapa itu bisa terjadi, belum ditemukan risetnya.
Akhirnya Tilli dapat kembali ke sekolah selama 3 jam sehari. Ada perubahan besar pada dirinya. Orang tuanya melihat ada perkembangan yang sangat pesat dalam hal pembelajarannya. Dia cerdas, tapi yang membuat hati kedua orang tuanya adalah usia mental Tilli kembali ke usia 3 tahun. Dia akan mengamuk di toko bila keinginannya tidak dipenuhi dan melempar apa saja, menjambak rambut dan memukul ibunya. Tilli merasa frustrasi atas peristiwa yang dialaminya.
Tilli sudah bisa bicara kembali. Kaki kanannya diseret, tangannya meski bisa meraih tapi tidak dapat membuka lagi telapaknya. Tilli menjalani beberapa terapi, yakni fisiotherapy, speech therapy, konseling dan pemeriksaan MRI setiap 6 bulan. Untuk itu orang tuanya harus menggalang dana.
Saat ini Tilli mulai belajar naik sepeda, dan mulai lagi belajar menulis menggunakan tangan kirinya. “Ada hal-hal besar yang sebelumnya bisa dia lakukan sekarang tidak,” kata Zak yang berharap Tilli dapat melakukan lagih hal-hal yang dulu dapat dia lakukan.
Kathy Rothwell, Kepala Pengembangan di The Stroke Association mengatakan, stroke masa kanak-kanak dapat mengubah hidup dan dampaknya berbeda bagi anak dan keluarganya. Ada harapan untuk anak dan keluarganya untuk membangun kembali kehidupan setelah stroke.
“Pemulihan biasanya terjadi di minggu-minggu awal setelah stroke sampai berbulan-bulan. Butuh waktu dan kerja keras untuk rehabilitasi, dan kehidupan pascastroke sangat dimungkinkan,” demikian kata Kathy kepada bbc.com. (IR)
Jangan pernah dilakukan.... read more
Berikan bayi kesempatan untuk bergerak, seperti ketika dia di dalam rahim melalui beberapa gerakan berikut ini. Gerakan dapat dilatih bersama-sama, sampai bayi bisa berpatisipasi secara aktif.... read more
3 dari 10 anak Indonesia mengalami Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Kondisi ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga kesehatan anak saat bermain di luar.... read more
Ada beberapa pendapat di masyarakat yang percaya bahwa imunitas anak akan lebih kebal dari hepatitis A jika terbiasa mengonsumsi makanan atau minuman dari tempat yang minim kebersihan. Benarkah?... read more
Tidak sedikit merek susu anak yang meng-klaim penggunaan madu sebagai alternatif gula, yang katanya lebih baik daripada gula sukrosa. ... read more