Alasan ini kerap memicu sikap si kakak untuk bersaing dengan adiknya. Tak jarang, sikapnya muncul dalam bentuk perilaku memukul atau bahkan menyakiti adiknya karena terdorong oleh rasa cemburu kepada adiknya. Anda perlu segera mencari cara untuk menghalau rasa cemburu ini, karena bila dibiarkan, akan terbentuk perilaku buruk yang menetap.
Cemburu adalah emosi yang mengarah pada pikiran negatif dan perasaan tidak aman, takut dan cemas tak punya relasi dengan seseorang. Dalam kasus ini, anak Anda takut tak bisa memiliki Anda lagi. Rasa cemburu seringkali merupakan kombinasi perasaan marah, sedih dan sebal. Coba kiat untuk mengurangi rasa cemburu kakak pada adiknya:
- Memberikan contoh cara memperlakukan bayi. Misalnya, dengan memberikan si kakak mainan berbentuk boneka dan menggunakannya sebagai alat untuk menirukan cara memperlakukan dan menyayangi adiknya yang masih bayi.
- Melibatkan si kakak dalam perawatan bayi. Misalnya, meminta mengambilkan bedak saat adiknya selesai dimandikan atau popok saat Anda mengganti popok si adik.
- Menjadikan si kakak sebagai “penasihat” Anda. Misalnya, meminta dia memilihkan barang-barang bayi untuk adiknya saat Anda mengajaknya berbelanja perlengkapan bayi.
- Merayakan peran baru sebagai kakak. Misalnya, ketika Anda mengadakan acara syukuran atas kehamilan Anda (7 bulanan) atau kelahiran bayi Anda, manfaatkan waktu ini juga sebagai acara perayaan untuk si calon kakak. Mintalah beberapa orang yang hadir untuk memberikan ucapan selamat kepadanya.
- Sediakan waktu khusus untuk kakak. Misalnya, luangkan waktu untuk bermain berdua saja dengan si kakak, di tengah kesibukan Anda mengurus dan merawat bayi yang baru lahir. Begitu juga dengan kebiasaan rutin yang Anda lakukan bersama si kakak, sebelum Anda hamil lagi atau si adik lahir
- Meneruskan rutinitas. Misalnya, kebiasaan membacakan dongeng sebelum tidur yang sudah menjadi rutinitas si kakak sebelum Anda hamil atau si adik lahir. Bayi Anda masih seperti kanvas kosong, yang belum memiliki rutinitas yang sudah tertanam. Lain halnya dengan si kakak. Rutinitas membuat anak balita merasa aman dan nyaman karena dia sudah dapat memperkirakan sesuatu yang akan terjadi padanya. Mengubah rutinitas akan memicu sikap tantrum dan tangis si kakak
- Mengajak kakak bermain bersama adik. Misalnya, membiarkan si kakak naik ke tempat tidur Anda dan bermain bersama adik bayi. Kebiasaan ini akan membuat si kakak “terbiasa” bila mainan kesayangannya dipegang si adik cukup lama. Agar sikap cemburu si kakak tidak terpicu, selalu berikan waktu bermain berdua saja bermain dengan si kakak. Kebiasaan bermain bersama adik ini juga akan membuat mereka berdua berinteraksi dan berbagi hal-hal yang mereka sukai.
- Berlakukan sistem hadiah. Bila kakak dapat bersikap baik terhadap adik selama sedikitnya 3 hari dalam satu minggu, beri hadiah stiker.
- Bertindak cepat. Setiap kali Anda melihat si kakak siap menyakiti adik, bertindaklah cepat. Katakan dengan tegas, “Tidak boleh mencubit. Time out.” Jangan tangkap tangan anak dan mencubitnya. Anak merasa diperlakukan tidak adil karena ia tak boleh mencubit adik, sementara Anda mencubit tangannya.
- Bantu anak mengungkapkan perasaan. Menyakiti adik bukan cara untuk menyampaikan pesan. Ketika anak bersiap menyakiti adiknya, alihkan perhatiannya, ajak anak bicara. Tanyakan keinginannya, apa yang dia butuhkan. Bila ia ingin mandi dengan bunda, mintalah asisten Anda untuk menjaga bayi, sementara Anda mandi bersama kakak.
- Sabar. Anak butuh waktu untuk bisa mengungkapkan rasa sayangnya pada adik. Biarkan anak mengungkapkan perasaannya terhadap adik.
Baca juga:Kenali Tanda Si Kakak Cemburu pada Adik