Mendisiplin Batita, Kapan Mulainya?

 

shutterstock

Hanya 7 bulan setelah lahir, buah hati Anda sudah kenal kata ‘tidak’, ‘tidak boleh’ dan ‘tidak mau’. Kalau Anda mengucapkan kata-kata itu, anak Anda akan menggelengkan kepalanya.

Sebegitu kerasnya dia menggelengkan kepala, tubuhnya sampai oleng. Dan kata ‘tidak’  itu akan menjadi kata favoritnya, yang akan dia gunakan untuk membantah Anda.
 
Membantah atau menolak dengan menggelengkan kepala – kalau dia belum bisa bicara, atau mengatakan ‘enggak mau’ kalau dia sudah dapat bicara. Yakinlah, itu bukan karena dia ingin melawan. Dia hanya sedang menguji kemandiriannya. Apakah dia dapat menentukan diri sendiri.

Disiplin itu harus

Mengapa?  Mengapa anak tidak dibiarkan melakukan sesukanya? Mengapa harus mengikuti aturan?


Disiplin di usia dini, adalah bagian dari pemberian rasa aman bagi buah hati Anda. Dia tidak boleh main-main oven, menekan tombol kapan dia mau. Bisa rusak dan bahaya.  Dia tidak boleh mencoreti lemari pakaiannya, dia tidak boleh menarik ekor kucing. Dia tidak boleh kabur ke jalanan saat marah. Dan itu semua harus diterapkan secara konsisten. Supaya anak punya perilaku baik, sesuai aturan pada mumnya. Pemberian batasan yang konsisten akan menguntungkan anak kelak dia dewasa. 


Membuat batasan juga memiliki manfaat lainnya. Menunjukkan pada anak apa yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan, akan membuat anak merasa aman, karena mengingatkan mereka bahwa Anda memberi petunjuk arah di mana mereka seharusnya mengembangkan keterampilannya dan mandiri. Misalnya, boleh main tea set mainannya, tetap tidak memainkan yang bukan mainan. 


Aturan juga merupakan cara untuk membantu anak mulai belajar melihat dari sudut pandang orang lain. Atau setidaknya membantunya untuk membentuk empati.


Anak usia 2 tahun masih sangat egosentris untuk memahami  perasaan orang lain, tetapi mereka sudah dapat mula belajar bahwa berbagi adalah sesuatu yang baik untuk dilakukan. 
 
Bagaimana caranya orang tua membuat aturan dan bagaimana aturan itu ditaati – terutama saat anak masih kecil (batita) dan mungkin belum paham konsep konsekuensi?

Buatkan rutinitas

Yang kerap terjadi, orang tua sudah menciptakan rutinitas untuk diikuti oleh anak, tetapi tidak merealisasikannya. Padahal inilah yang paling mudah dilakukan untuk membentuk perilaku baik. Anak kecil belum tahu waktu. Tetapi mereka tahu bahwa sehabis bermain, di sore hari dia harus mandi.  Rutinitas sebelum tidur malamnya adalah menggosok gigi dan mendengarkan cerita.

Mendisiplin seketika

Tak perlu ditunggu sampai nanti atau besok. Hidup tidak selalu terencana. Jadi, orang tua harus selalu punya strategi untuk memperbaiki perilaku yang salah. Jangan tunggu nanti atau besok, karena anak tidak dapat mengingat kesalahannya. Jangan dicubit atau dijewer kupingnya bila dia masih saja berbuat kesalahan. Berkali-kali salah, berkali-kali pula dikoreksi seketika. 

Jangan hanya mengatakan ‘eit! Jangan!” Lebih baik Anda mengatakan apa yang Anda ingin dia lakukan. Karena anak tidak tahu apa yang harus dia lakukan selanjutnya bila Anda hanya mengatakan, “jangan”. 
 
Berikan pesan yang jelas, “Nak, mainannya jangan dilempar. Kalau mau dimasukkan ke keranjang, letakkan pelan-pelan ya. Terima kasih…”

Imma Rachmani
 
 

 

 


Topic

#corona #coronavirus #viruscorona #covid19 #dirumahsaja #dirumahaja #belajardirumah #workfromhome



Artikel Rekomendasi

Load more