“Berbagi” dalam bahasan ini adalah menggunakan atau menikmati sesuatu bersama orang lain. Untuk beberapa anak, mudah saja melakukannya. Namun bagi anak balita umumnya, berbagi memang sulit. Dalam buku
“What to Expect: The Toddler Years,” disebutkan bahwa anak balita tidak mengerti perbedaan antara berbagi suatu benda dengan menyerahkan kepemilikan atas benda tersebut. Si balita takut temannya tidak mengembalikan mainannya. Ketakutan ini mereka tunjukkan dengan merebut, memukul, berteriak, atau tindakan buruk lainnya hingga ia bisa mendapatkan kembali benda tersebut.
Susanne Ayers Denham, psikolog perkembangan di situs www.babycenter.com, menyatakan bahwa saat anak balita menolak untuk berbagi mainan favoritnya, dia tidak sepenuhnya egois. Apa yang dilakukannya itu wajar untuk anak usia ini. Perhatikan saja saat anak bermain dengan teman-teman sebayanya. Dia bukan satu-satunya anak yang mengambil paksa mainannya. Belajar berbagi memang sulit bagi sebagian anak, tetapi pada akhirnya setiap anak akan belajar bahwa berbagi itu penting sebagai sarana menjalin pertemanan dan diterima dalam suatu komunitas atau kelompok.
Apa yang sebaiknya orang tua lakukan? Jeli melihat setiap situasi sebagai kesempatan mengajari anak untuk berbagi. Ingatkan pula anak untuk belajar dari apa yang dilihatnya, beri dia contoh atau katakan langsung seperti apa tindakan berbagi itu. Misalnya, saat Anda sedang bersamanya di meja makan, katakan padanya, “Makanan ini enak, lho. Bunda ingin membagi makanan ini denganmu. Mau nggak?” Di lain kesempatan, jika Anda melihat anak ingin berbagi dengan Anda, hargai upayanya dan tunjukkan perasaan suka Anda padanya. Balita akan bersemangat mengulangi tindakannya yang membuat Anda sangat bahagia itu. (me)
Baca juga:
Mengajarkan Balita berbagi