Efek Terlalu Cepat MPASI

 


Dampak Jangka Pendek:
  • Menurukan frekuensi dan intensitas isap. Sampai usia 6 bulan, aktivitas mulut bayi adalah mengisap. Nah, ketika kita memaksa mulutnya untuk mengunyah, alhasil frekuensi dan intensitas mengisap menurun, bahkan hilang.
  • Memicu diare. Perut bayi di bawah usia 6 bulan sebenarnya baru bisa mencerna ASI. Ketika diberi MPASI, maka sel-sel usus kewalahan untuk mengolah zat-zat makanan, sehingga bereaksi seperti menimbulkan gangguan diare.
  • Menimbulkan defluk atau kolik usus. Kram usus yang ditandai dengan bayi menangis sambil menarik kakinya ke arah perut, terjadi akibat usus yang belum matang dipaksa mencerna MPASI.
  • Bayi kehilangan nutrisi dari ASI, karena kekenyangan makan MPASI. Padahal,  nutrisi dari MPASI tidak dapat diterima bayi 100%  akibat tubuhnya belum bisa mencerna MPASI dengan sempurna. Hanya ASI yang bisa dicerna sempurna sehingga memenuhi kebutuhan nutrisi bayi. Konsumsi MPASI yang mengenyangkan, tentu membuat bayi enggan minum ASI. Akibatnya, kebutuhan nutrisi seimbang, justeru tidak terpenuhi.
  • Penyakit anemia zat besi. Pengenalan makanan seperti sereal, buah-buahan atau sayuran yang terlalu dini, dapat memengaruhi penyerapan zat besi dari ASI sehingga menyebabkan bayi kekurangan zat besi.
Dampak Jangka Panjang:
  • Obesitas, terjadi akibat bayi menerima tambahan kalori ekstra dari MPASI. Padahal, jumlah kalori makanan padat dan susu formula melebihi jumlah kalori yang ia butuhkan. Hanya ASI yang dapat memenuhi kebutuhan kalori bayi secara lengkap dan seimbang. Pemberian MPASI secara dini juga mengajarkan pola makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Konsekuensi pada usia-usia selanjutnya adalah terjadi kelebihan berat badan atau kebiasaan makan terlalu banyak.
  • Hipertensi, disebabkan asupan garam natrium dari MPASI yang sangat tinggi, yaitu lebih dari 15 mg/100 m.
  • Arteriosklerosis, yaitu bentuk gangguan yang terjadi pada pembuluh darah arteri, sebagai  akibat dari konsumsi kolesterol serta lemak berlebihan, dari MPASI.
  • Alergi makanan. Belum matangnya sistem kekebalan usus bayi, menyebabkan risiko reaksi alergi lebih kerap terjadi. (me)
Baca juga:
Tepat Memberikan MPASI


 


Artikel Rekomendasi

Load more