Waspadalah para ibu yang sedang hamil, jangan sampai Anda stres. Ternyata stres ketika hamil, dapat menimbulkan resiko serius karena menurunnya daya tahan tubuh bayi.
Stres pada ibu hamil. Seringkali para ibu dibuat stres oleh masalah keuangan, hubungan, dan masalah-masalah lainnya selama masa kehamilan. Menurut penelitian di AS, stres-stres tersebut harus dihindari oleh ibu hamil, karena dapat menyebabkan dampak yang berkepanjangan pada bayi yang akan dilahirkan.
Menurut Dr. Rosalind Wright dari Harvard Medical School di Boston, stres pada ibu, baik karena masalah finansial atau hubungan dapat berpengaruh pada pembangunan sistem kekebalan anak. Anak yang ibunya mengalami stres selama hamil, akan mudah terkena alergi dan asma.
Wrigth dan kolega-koleganya menemukan, ibu yang paling stres selama kehamilan adalah yang paling sering melahirkan bayi dengan tingginya kadar immunoglobulin E atau IgE, yaitu sebuah sistem kekebalan tubuh.
Stres pada anak. Penelitian mengenai stres pada anak juga menunjukkan dampak negatif pada perkembangan si anak. Anak-anak yang mengalami stres, seperti penolakan diri, disiplin yang terlalu ketat, dan pelecehan seksual, mengalami peningkatan terjadinya radang pada darah mereka dua kali lebih tinggi. Dampak negatif ini bisa terjadi dalam jangka waktu lama, bahkan 20 tahun kemudian.
Tingginya tingkat tanda-tanda peradangan, seperti C-reaktif protein, fibrinogen, dan sel-sel imun, akan meningkatkan resiko seseorang terkena penyakit jantung dan diabetes. Dan ketika anak mengalami stres, maka dampaknya mungkin tidak akan langsung terlihat, tapi bisa berkepanjangan dan menimbulkan masalah kesehatan di usia dewasanya.
Perlakuan buruk pada masa kanak-kanak dapat melemahkan kemampuan glucocorticoid, yaitu hormon yang berfungsi mencegah peradangan. Jika hormon ini menjadi lemah fungsinya, maka akan menyebabkan anak mudah stres, yang efek jangka panjangnya adalah depresi dan penyakit mental lainnya.
Angela Wika Citra Kusuma, Redaksi Ayahbunda-Online