Bagaimana Menjaga Mood dan Emosi Lebih Tenang saat Hamil?

 

Foto: Freepik

Ketika hamil, banyak ibu merasakan mudah sekali mengalami mood swing dan emosi yang tidak tenang. Faktor hormonal paling sering disebut-sebut sebagai biang keroknya. Benarkah demikian?
 
Dalam Instagram Live bersama Ayahbunda beberapa waktu lalu, Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Psi., Psikolog (Nina), menyebutkan bahwa kondisi psikologis ibu hamil kerap kali dipengaruhi rasa tidak nyaman, sementara ekspektasinya tidak demikian. Namun, bukan hanya itu yang memengaruhi kondisi psikologis ibu hamil. Menurutnya, memang ada hal-hal yang unik di tiap trimester kehamilan. Walaupun begitu, tiap individu akan mengalami kondisi berbeda-beda karena tentu dipengaruhi banyak hal lain.
 
Baca juga: 7 Kiat Mengatasi Mood Swing saat Hamil
 
Kondisi di Tiap Trimester
Nina menjelaskan berbagai kondisi psikologis yang bisa terjadi pada ibu hamil berdasarkan tahapan kehamilan.
 
  • Trimester Pertama:
Rasa bahagia, bercampur dengan kebingungan. “Yang sering terjadi di trimester 1, apalagi yang sudah menunggu kehadiran anak cukup lama itu, adalah rasa bahagia membuncah, namun sekaligus bingung. Ternyata, kok, mual, ya? Aku harus makan apa? Lalu, aku harus pakai baju apa? Walaupun masih kecil perubahan fisiknya, bahkan belum kelihatan, kadang ibu hamil sudah mulai sering buang air kecil. Itu saja sudah membuat tegang. Kadang hal-hal yang kesannya kecil, bagi si ibu itu menjadi besar, menyebabkan mood swing. Belum lagi menghadapi bermacam mitos, ibu jadi takut kehilangan janinnya atau mengalami kekecewaan,” papar Nina.
 
  • Trimester Kedua:
Kondisi fisik lebih nyaman, Bunda lebih gembira dan semangat. Tapi di sisi lain mulai ada kekhawatiran soal penampilan. Mulai merasa, “Aduh, saya, kok, tambah gendut, ya? Saya tetap menarik, nggak, ya?” Hal ini, kata Nina, menyebabkan ibu hamil jadi lebih manja pada suaminya, lebih menuntut perhatian. “Kalau ini tidak dipahami oleh suami, ibu hamil akan merasa tidak dimengerti,” kata Nina.
 
Karena lebih fokus pada kehamilan, banyak ibu yang berkurang daya konsentrasinya dan mudah lupa.
 
  • Trimester Ketiga:
Di tahap ini, perut ibu hamil makin besar. Janin makin terasa, ibu makin menyadari kehadiran si kecil. Namun, tak urung ini menyebabkan terjadinya kecemasan. Hal lain yang menyebabkan kecemasan adalah menunggu proses persalinan, yang bisa menimbulkan depresi selama kehamilan. “Kehamilan yang sudah lebih besar ini membuat tubuh mulai pegal-pegal dan sebagainya. Itu menambah ketidaknyamanan fisik dan tentunya psikologis juga. Ibu hamil menjadi lebih sensitif dan gampang marah,” kata Nina.
 
Baca juga: 3 Fase yang Bunda Alami di Kehamilan
 

Faktor Hormonal
Faktor hormonal memang tidak bisa lepas dari kondisi mood dan emosi ibu hamil. “Perubahan hormonal, reaksi tubuh seperti apa, akan membedakan keluhan-keluhan yang muncul. Jika tidak berdamai dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada diri saat hamil, maka ini akan menjadi satu beban buat si ibu,” kata Bd. Eka Sriwayhuni, SST., M.Kes, seorang bidan, praktisi gentle birth, dan prenatal gentle yoga
 
Ia mengibaratkan, perubahan luar biasa secara hormonal itu mirip dengan ketika kita menepati rumah baru. Kalau tidak siap akan membuat kita terguncang. “Nah, yang paling membuat terguncang adalah ibu memiliki ekspektasi bahwa hamil itu menyenangkan. Ternyata, ada rangkaian yang begitu panjang, yang jadi ‘rahasianya’. Ini kalau kita tidak terima satu paket, akan jadi penderitaan luar biasa. Karena kita akan berubah drastis, bisa sampai merasa nggak gue banget. Seolah-olah kita bukan diri kita,” ungkap Bidan Eka.
 
Salah satu perubahan hormon di awal trimester adalah peningkatan hormon estrogen, progesteron, dan munculnya hormon hCG  (Human Chorionic Gonadotropin) di masa kehamilan. “Salah satu efeknya adalah peningkatan asam lambung. Bayangkan saja, sedang tidak hamil saja, kalau tidak enak badan, lalu ada mual-muntah itu rasanya sangat tersiksa. Jadi satu penderitaan. Apalagi ini terjadi di masa kehamilan, perubahan hormon, emosi menjadi labil. Di sini tantangannya,” kata Bidan Eka.
 
Di tahap kehamilan berikutnya, tantangan-tantangan lain pun muncul. Hati mulai senang, perut mulai kelihatan dan bisa dipamerkan, ibu makin pede. Namun, rahim semakin besar akan menekan usus, ruangan lambung, mendorong diafragma, menyebabkan perut gampang begah, perih, sekaligus cepat lapar. “Makin besar, ibu juga susah tidur, pinggang mulai nyeri. Kalau ini dipandang suatu hal paling menderita nggak bakal ada yang kuat. Itu akan membuat ibu membenci kehamilannya,” kata Bidan Eka.
 
Baca juga:  5 Cara Alami Meningkatkan Hormon Progesteron
 
Jaga Kesehatan Fisik, Mental, Spiritual
Agar dapat berdamai dengan perubahan-perubahan kondisi itu, beberapa hal berikut ini bisa diterapkan ibu hamil.
 
  • Menerima
Menurut Bidan Eka, ini penting untuk dilakukan pertama kali. Ia mengibaratkan, perubahan luar biasa secara hormonal itu mirip dengan ketika kita menepati rumah baru. Kalau tidak siap akan membuat kita terguncang. “Nah, yang paling membuat terguncang adalah ibu memiliki ekspektasi bahwa hamil itu menyenangkan. Ternyata, ada rangkaian yang begitu panjang, yang jadi ‘rahasianya’. Ini kalau kita tidak terima satu paket, akan jadi penderitaan luar biasa. Karena kita akan berubah drastis, bisa sampai merasa nggak gue banget. Seolah-olah kita bukan diri kita,” ungkap Bidan Eka.
 
  • Jaga Kesehatan Fisik
Nina mengungkap bahwa vitalitas ibu berperan dalam kondisi mood dan emosi ibu hamil. “Jika tubuhnya fit, sebetulnya dia tidak terlalu berubah mood dan emosinya. Kalo nggak fit itu sedang tidak  hamil saja lalu ada masalah, bisa membuat kita ngedrop, apalagi hamil. Karena itu disarankan cukup istirahat, nutrisi terpenuhi, jangan lupa olahraga,” kata Nina.
 
Baca juga: Aturan Main Berolahraga Saat Hamil
 
  • Pilah-Pilah Mana yang Perlu Dipikirkan
Ada banyak tekanan lingkungan, tidak boleh ini-itu, dan beredarnya mitos-mitos bisa menyebabkan ketegangan dan mengubah mood ibu hamil. Sebisa mungkin pilah-pilah informasi yang masuk. Jika meragukan atau membuat Anda tidak nyaman, tidak perlu diikuti, toh, yang menjalani kehamilan adalah Anda.
 
  • Temukan Dukungan
Seberapa banyak dukungan didapatkan, ternyata ikut berpengaruh bagi kondisi psikologis ibu hamil. “Kalau banyak dan sesuai kebutuhannya, maka ini akan sangat membantu menstabilkan emosinya,” kata Nina.
 
  • Jaga Spiritual Anda
Tidak hanya fisik dan mental, Bidan Eka mengatakan bahwa kesehatan spiritual penting untuk diperhatikan. Ketiganya harus seimbang. “Menjaga kesehatan spiritual itu arahnya adalah jika kita menganggap kehamilan ini suatu ibadah, maka kehamilan menjadi lebih menyenangkan, karena ini adalah proses persembahan terbaik bagi Yang Maha Kuasa,” kata Bidan Eka. Ketika menghadapi tantangan di kehamilan dan proses persalinan, jika berserah dan percaya Tuhan akan menolong dan memberi kemudahan, maka ibu hamil akan merasa lebih tenang.
 
(Perlu lebih banyak informasi soal kehamilan? Tonton Video Series 9 Bulan yang Menakjubkan di YouTube AYAHBUNDA magz. Klik di sinisubscribe untuk mendapatkan konten-konten seputar kehamilan di tiap trimester secara reguler. Cek Instagram @ayahbunda_Facebook AYAHBUNDA, serta website www.ayahbunda.co.id)
 
Baca juga:
Hormon Penting Saat Anda Hamil
Tetap Bugar Selama Hamil Dengan Senam Segar Mama
Mood Swing Saat Hamil, Kenapa, Ya?
Tips Menghadapi Mood Swing Istri yang Sedang Hamil
Hamil Bugar, Bisa!
 
 
grc
Foto: Freepik
 

 

 


Topic

#9BulanYangMenakjubkan #Kehamilan



Artikel Rekomendasi

Keguguran Akibatkan PTSD

Apapun penyebab keguguran, pasti menimbulkan perasaan sedih berkepanjangan. Kesedihan ini tak dapat diukur dari lamanya kehamilan. Walau kehamilan baru berusia beberapa minggu misalnya, rasa kehilanga... read more

Load more