Mitos dan Fakta Merawat Kulit Bayi

 


Foto: dok. Shutterstock


Banyak mitos yang berkembang dan dijadikan acuan dalam perawatan kulit bayi. Misalnya, memandikan bayi dengan air dicampur antiseptik saat terkena biang keringat,  membubuhkan tepung kanji ke kulit bayi agar kulit tetap kering, dan sebagainya. Namun apakah cara ini benar?

Kondisi Kulit Bayi Rentan Iritasi

Struktur kulit bayi 30 persen lebih tipis dibanding kulit orang dewasa. Hal ini membuat kulit bayi rentan akan perubahan suhu, dan mudah kehilangan kelembapan sehingga mudah mengalami iritasi.
Dalam kondisi normal saja, kulit bayi sudah lebih sensitif dibanding kulit dewasa. Apalagi untuk bayi baru lahir yang kulitnya sangat sensitif, perlu diperlakukan penuh kehati-hatian. Merawat kulit bayi baru lahir yang sangat sensitif pun kerap membuat para orang tua khawatir.
Dalam Instagram Live Ayahbunda bekerjasama dengan PUREBB RASH CREAM beberapa waktu lalu, dr. Lucy Amelia, Sp.A, M Kes, dokter spesialis anak, menjelaskan seputar Mitos dan Fakta dalam Merawat Kulit Bayi.

Mitos 1: Bayi Sering Ganti Popok Agar Tidak Ruam Popok?

Menurut dokter Lucy, ruam popok pada bayi memang dapat timbul karena kulit yang lembap berlebihan terlalu lama, terutama di area lipatan yang sulit kering.
“Selain area popok, ruam juga berisiko terjadi di area lain yang tertutup terlalu lama,” jelas dokter Lucy.
Agar terhindar dari ruam popok, beberapa orang tua beranggapan jika sering mengganti popok akan mengurangi risiko terjadinya iritasi. Hal ini tidak sepenuhnya salah, namun risiko ruam popok terjadi pada bayi tidak sesederhana itu. Ada bahan-bahan tertentu pada popok yang juga dapat terkena ke kulit bayi dan menyebabkan iritasi. 
“Jadi bukan hanya sering ganti, tapi juga perlu diberikan perlindungan ekstra seperti krim popok, agar tidak terjadi iritasi,” saran dokter Lucy.
 

Mitos 2: Pipi Bayi Kemerahan karena Tetesan ASI Bersifat Asam?

Bukan karena ASI yang bersifat asam, namun kemerahan di pipi bayi tersebut disebabkan zat yang terkandung dalam ASI (seperti molekul protein susu sapi). Zat ini yang menyebabkan reaksi alergi di kulit bayi sehingga menimbulkan ruam maupun kemerahan, terutama jika kedua orang tua bayi memiliki riwayat alergi.
Jika ibu makan makanan yang terbuat dari susu dan ASI-nya menetes ke pipi bayi (yang punya riwayat alergi) dapat menimbulkan dermatitis karena masih mengandung protein susu sapi. Tapi ini tidak berlaku pada bayi yang tidak memiliki riwayat alergi susu sapi.
Alergi susu ini berbeda dengan intoleransi laktosa. Intoleransi laktosa umumnya terjadi pada anak di atas 2 tahun karena enzim pencernaan kurang bisa mencerna laktosa. Gejala intoleransi umumnya berupa sakit perut dan diare. 
Sementara alergi susu sapi lebih ke reaksi langsung saat zat alergi masuk ke dalam tubuh maupun mengenai permukaan kulit. Gejala alergi molekul protein susu sapi biasanya berupa kemerahan di pipi, diare, maupun muntah.
  

Mitos 3: Bayi Biang Keringat Perlu Dimandikan dengan Antiseptik?

 
Beberapa orang menganggap bayi yang sedang mengalami biang keringat dan masalah kulit, perlu dimandikan dengan  sabun antiseptik atau air yang dicampur dengan cairan antiseptic. Padahal zat yang terkandung pada antiseptic, dapat membuat kulit bayi makin kering dan mudah iritasi.
Jika kulit bayi terlalu kering, kulit akan bersisik, mudah terkelupas, lapisan atas kulit mudah terangkat sehingga apapun yang terpapar di kulit dapat langsung masuk tanpa ada yang menahan. Saran dokter, saat kulit bayi bermasalah, mandikan bayi dengan sabun yang sesuai dengan usia maupun kondisi kulit bayi saja.  
 

Mitos 4: Bayi Biang Keringat Diberi Tepung Kanji atau Bedak?

 
Cara ini tidak direkomendasikan secara medis, baik menggunakan bedak maupun tepung kanji. Jika anak mudah terkena ruam popok maupun iritasi di daerah lipatan dan cenderung kegemukan sehingga sering berkeringat, cukup keringkan dengan saputangan atau handuk yang lembut.
Hindari membubuhkan bedak maupun kanji yang dapat menyumbat kelenjar keringat dan menimbulkan iritasi. Atau, oleskan krim popok yang akan menjaga area lipatan tidak terlalu lembap, asalkan kulit sudah bersih sebelum dioleskan.
 

Mitos 5: Minyak Kelapa Baik untuk Kulit Bayi?

 
Minyak kelapa dapat bereaksi pada permukaan kulit bayi, juga menutup kelenjar dan saluran keringat sehingga risiko iritasi pada kulit bayi meningkat. Saat kulit bayi terluka, mengoleskan minyak kelapa dapat menimbulkan infeksi yang lebih serius.
Jika ingin meredakan kulit kemerahan, orang tua bisa memilih skincare bayi yang memang sudah teruji dan memiliki standar keamanan untuk bayi.
 

Mitos 6: Kulit Anak Perempuan Lebih Sensitif dari Kulit Anak Laki-laki?

Mitos ini tidak benar. Gender maupun jenis kelamin bayi tidak memengaruhi sensitivitas kulitnya. Yang membedakan hanya jika anak memiliki riwayat dermatitis atopy, alergi protein susu sapi, atau memang terdapat masalah kulitnya.  
 

Mitos 7: Kulit Bayi itu Tipis, Harus Dibaluri Minyak Mengandung Kayu Putih atau Bawang Merah Agar Tidak Masuk Angin 

Minyak telon maupun minyak berkandungan minyak kayu putih memang memiliki fungsi menghangatkan. Efek menghangatkan ini didapat dari peran minyak kayu putih yang melebarkan pembuluh darah.
Pada bayi yang berkulit sensitif, bahan ini berisiko membuat kulit kering dan rawat iritasi. Walaupun tidak semua bayi berkulit sensitif, sebaiknya orang tua memilih cara lain jika bertujuan menghangatkan kulit bayi. Misalnya, memakaikan pakaian yang tebal atau jaket.
Sementara minyak bawang merah belum memiliki dosis terukur maupun standar keamanan yang cukup untuk dibalurkan ke kulit bayi terutama bayi baru lahir.  
 

PureBB Krim Aman untuk Bayi

Menjaga kelembapan kulit bayi perlu dilakukan dengan benar. Bukan hanya produk yang aman, namun juga cara pengaplikasian yang tepat.
PUREBB RASH CREAM dipercaya dapat mengatasi ruam dan biang keringat pada bayi, mengandung mengandung zinc oxide 10 persen yang ampuh atasi masalah ruam, mulai dari ruam popok, ruam susu, hingga kemerahan di lipatan kulit bayi juga biang keringat.

PUREBB RASH CREAM memiliki kandungan low hazard, tanpa pengawet, parfum sintetis, alkohol, paraben, sudah teruji efektif dan rendah risiko serta tidak meninggalkan efek samping pada kulit bayi. Bagi Ibu yang memiliki bayi dengan kulit sangat sensitif, PUREBB RASH CREAM memiliki pH yang sudah disesuaikan dengan kulit bayi. 

Keistimewaan PUREBB RASH CREAM lainnya, krim juga teruji klinis bersifat hypoallergenic sehingga dapat diaplikasikan pada area wajah bayi.

Cara pengaplikasian PUREBB RASH CREAM:

- Kulit atau area yang akan diaplikasikan harus bersih.
- Langsung aplikasikan krim setelah mandi agar kelembapan kulit belum hilang.
- Aplikasikan krim seukuran ujung jari dan ratakan.

Jika sudah terjadi ruam popok, lakukan ini:

- Istirahatkan dulu bayi dari popok, dengan memakai celana yang bisa langsung diganti ketika basah.
- Bersihkan area popok dengan air biasa bukan air hangat.
- Hindari membersihkan area yang sedang kemerahan dengan pembersih mengandung alkohol.
- Bersihkan area popok secara rutin agar sisa kotoran yang melekat tidak mengiritasi.
- Bawa ke dokter jika iritasi pada kulit bayi sudah meluas, timbul luka, terdapat bisul maupun kulit terkelupas. 
 

 


Topic

#kulitbayi #merawatkulitbayi #mitosdanfakta



Artikel Rekomendasi

Load more