Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesda) 2013 menyebutkan 37% balita dan 1 dari 3 (31%) anak usia sekolah di Indonesia tergolong pendek atau
stunting! Hal tersebut terjadi, menurut
Dr.dr. A.R. Inge Permadhi, MS, SpGK (K), dari RS MRCCC Siloam Semanggi, Jakarta, terjadi karena selama hamil ibu kekurangan gizi sehingga ketika lahir berat dan panjang badan bayi tidak normal. Kelak, anak yang
stunting akan mengalami gangguan pertumbuhan dan umumnya memiliki kecerdasan yang lebih rendah dibanding anak balita normal. Untuk menghindari
stunting, Inge menyarankan agar ibu memerhatikan hal berikut ini;
- Memenuhi kebutuhan gizi yang baik sejak janin dalam kandungan dan kebutuhan gizi 730 hari pada kehidupan bayi setelah dilahirkan dengan memberinya ASI eksklusif selama 6 bulan dan Makanan Pendampaing ASI (MPASI) setelah bayi usia 6 bulan.
- Selama hamil, Ibu harus makan sesuai dengan kebutuhan dengan tambahan kalori yang berbeda pada tiap trimester. Kebutuhan kalori wanita dewasa dengan aktivitas sedang adalah 2000 kalori. Trimester pertama ibu hamil membutuhkan tambahan 150 kalori sedangkan trimester kedua dan ketiga 350 kalori.
- Ibu hamil perlu menghindari stres yang membuatnya tidak berselera makan dan bisa mengakibatkan tidak terpenuhinya kebutuhan kalori.
- Ibu hamil harus cukup mengonsumsi makanan yang beragam karena tidak ada bahan makanan yang sempurna kandungan zat gizinya. Makanya ibu hamil perlu mengonsumsi makanan dari jenis bahan makanan sumber karbohidrat (nasi, kentang, ubi, singkong, dan jagung), sumber protein (ikan, daging, telur, susu, tempe dan jamur), sumber lemak (daging ayam, daging sapi, avokad, dan minyak canola), sumber vitamin dan mineral (buah-buahan, sayur, susu, ikan, dan makanan laut lain), dan minum yang cukup. (IAH)
Baca Juga:
Makan Benar Saat Hamil
6 Kandungan Gizi Harian Wajib Ibu Hamil
Akibat Stres pada Ibu dan Janin