epistaksis) bukan suatu gejala yang sangat serius. Umumnya, kelainan ini dapat berhenti tanpa pengobatan khusus, dan gejalanya dapat berkurang atau hilang seiring dengan bertambahnya usia.
Mimisan dapat merupakan akibat dari suatu trauma, termasuk kebiasaan mengorek-ngorek hidung.
Gejala ini banyak ditemukan pada:- Anak yang orang tuanya juga mengalami hal serupa di waktu kecilnya.
- Anak dengan pembesaran kelenjar adenoid, riwayat alergik dan sinusitis. Perubahan suasana hidung yang mendadak, misalnya cuaca sangat panas atau sangat dingin, dapat memicu munculnya mimisan.
- Anak dengan hipertensi, walaupun jarang.
- Anak dengan gangguan pembekuan darah, atau kelainan pada kuantitas atau kualitas dari trombosit atau keping darah.
Ada 2 hal penting dalam pengobatan mimisan, yaitu menghentikan perdarahan dan mencegah terjadinya perdarahan:
- Perdarahan umumnya berhenti spontan, atau dibantu dengan menjepit hidung menggunakan jari, kepala ditundukkan ke depan (jangan ke belakang), untuk menghindari masuknya darah ke rongga mulut dan tertelan. Namun jika mimisan menetap atau terus berlangsung, sebaiknya dievaluasi lebih lanjut oleh dokter spesialis THT.
- Pencegahan dapat dilakukan dengan menghindari trauma, terutama pada anak yang gemar olahraga atau terbiasa mengorek hidung. Pengaturan udara dan kelembapan udara sekitar juga harus diperhatikan. Pada cuaca sangat dingin atau kering, penggunaan cairan fisiologis (NaCl 0,9%) atau gel khusus sebagai pelumas hidung sangat dianjurkan. Pemakaian daun sirih dapat membantu karena mempunyai efek lokal sebagai antiseptik dan anti perdarahan ringan.
Baca:
Tip Menepis Mimisan