Ciri Balita Siap Masuk Sekolah
Tidak hanya usia saja, tetapi ada berbagai macam ciri-ciri balita Anda siap sekolah. ... read more
Saat bermain, anak mengembangkan keterampilan penting yang akan terus digunakan di masa-masa selanjutnya.
Ahli psikologi di seluruh dunia sepakat bahwa anak belajar melalui bermain. "Bermain sama dengan belajar," ujar Kathy Hirs - Pasek, Ph.D, penulis How Our Children Really Learn.
Pastikan Anda memberi waktu yang cukup dan tempat yang aman untuk bermain. Ini ada 6 tahap perkembangan bermain mulai dari bayi, yang semuanya penting untuk perkembangan anak. Semua tahap mencakup eksplorasi, kreatif, dan bersenang-senang. Anda akan melihat bagaimana cara anak bermain berubah sesuai usia, dan berkembangnya keterampilan sosial.
1. Bermain tanpa alat: Usia 0 - 3 bulan
Bayi hanya membuat banyak gerakan dengan lengan dan kakinya, jari tangan dan jari atau telapak kakinya. Bayi usia ini sedang mencari tahu cara tubuhnya bergerak.
2. Soliter: Usia 0 - 2 tahun
Tahap ketika anak bermain sendiri, tidak berminat bermain bersama teman.
3. Pengamat: Usia 2 tahun
Dia mengamati anak lain bermain, tetapi belum berminat bermain bersama. Ia mempelajari cara anak lain bermain.
4. Parallel: Usia 2 tahun ke atas
Meski berada di tempat bermain yang sama, anak usia ini bermain sendiri-sendiri. Tidak ada interaksi di antara mereka, tidak terjadi pertukaran alat bermain. Anak tidak dapat dipaksa untuk bermain bersama dan saling meminjamkan mainan.
5. Asosiatif: Usia 3 - 4 tahun
Anak mulai berinteraksi dengan anak lain selama bermain, tetapi belum banyak. Anak melakukan aktivitas bersama anak lain tetapi tidak sungguh-sungguh berinteraksi. Misalnya ketika diajak ke play ground, mereka memainkan permainan yang berbeda.
6. Kooperatif: 4 tahun ke atas
Anak bermain bersama anak lain, didasari oleh minat yang sama. Di usia ini anak perlu diajarkan cara bermain yang baik bersama teman; berbagi, saling meminjamkan dan tidak berebut. Inilah masa yang pas anak terampil bermain bersama.
Bermain dimulai sejak bayi, dan tidak ada berhentinya. Tugas orang tua memberikan fasilitas bermain yang sesuai dengan usia anak. Anda jangan pelit membelikannya mainan. Tidak perlu banyak-banyak, pastikan setiap pertambahan usinya, berikana mainan yang sesuai. Sebab anak-anak akan frustrasi bila mainannya tidak memberi tantangan bagi skillnya yang baru. Atau sebalinya, terlalu sulit dimainkan karena mainan itu untuk anak usia di atasnya.
Baca juga
5 Masalah Saat Anak Bermain Bersama
Tidak hanya usia saja, tetapi ada berbagai macam ciri-ciri balita Anda siap sekolah. ... read more
Memindahkan balita ke kamarnya sendiri akan lebih mudah bila ia sudah siap.... read more
Anak-anak yang lahir di awal masa pandemi lebih banyak menghabiskan wakut di dalam rumah. Ketrampilan sosial emosi perlu dikembangkan agar mereka siap masuk dunia baru: Dunia prasekolah.... read more