Mengenali dan Menolong Batita Stress
Anak-anak kecil juga bisa stress, meski tampaknya hidupnya begitu nyaman. ... read more
Batita Anda sekarang tampak sangat sibuk. Banyak hal ingin dia pelajari, mulai dari memantapkan gerakan motork kasarnya seperti berjalan dan berlari, bermain dengan berbagai benda yang ada di dalam rumah, dan sering terlihat mondar mandiri mendorong sesuatu.
Karena kesibukannya itu, tidur sangat penting untuk anak mengisi kembali energinya. Tapi seringkali anak menahan diri untuk tidur di jam-jam tidurnya, mengulur-ngulur waktu untuk tidur, bangun tengah malam atau subuh. Ini pasti mengkhawatirkan. Akankah pertumbuhannya optimalm terutama anak usia 18 bulan sampai 2 tahun? Apakah anak mengalami gangguan tidur?
Regresi tidur memang kerap dialami anak-anak pada masa tumbuh kembangnya. Apa tanda-tandanya, dan kapan harus membawanya ke dokter. Ini penting bunda ketahui untuk mendapatkan kembali jadwal tidur anak.
Regresi tidur
Regresi tidur terjadi ketika anak biasa tidur siang lalu menolak tidur, bangun malam hari, dan bangun malam hari lalu menolak tidur lagi.
Tyanna Snider, Psikolog pediatrik mengatakan bahwa anak sedang tumbuh dan berkembang dalam segala hal, dan tentu termasuk tidur. Meskipun regresi tidur bisa terjadi pada titik tertentu kehidupan anak, ini sering terjadi dalam masa-masa perkembangan. Faktor penyebab regresi tidur:
- Tumbuh gigi
- Konflik keluarga
- Pindah rumah
- Bepergian
- Stress
- Sakit
- Perubahan rutinitas
Regresi tidur biasanya bersifat sementara dan tidak berlangsung lama. Sebelum sampai pada kesimpulan anak Anda mengalami regresi tidur, cek lagi kondisi telinga anak karena infeksi telinga juga bisa memengaruhi tidur anak.
Renee Turchi, MD, MPH, FAAP, seorang dokter anak dan direktur medis dari Program Rumah Medis Pennsylvania American Academy of Pediatrics (AAP) menyatakan bahwa alasan paling umum untuk regresi tidur berkaitan dengan perkembangan.
Tanda-tanda regresi tidur
1. Menolak tidur siang
Ada baiknya cek juga jumlah jam tidur anak Anda dalam periode 24 jam. Kebutuhan tidur anak bisa berubah atau mereka dapat membuat transisi tidur siang karena setiap tonggak perkembangan dapat mengakibatkan regresi tidur. Kalau jam tidur anak biasanya 11 - 14 jam dengan 2 kali tidur siang, anak siap-siap mengurangi waktu tidur siangnya menjadi hanya 1 kali. Bila alasan menolak tidur siang adalah tumbuhnya kemandirian, minta anak memilih bukunya untuk dibacakan saat tidur siang.
2. Bangun lebih awal
Anak bangun jam 5 pagi atau lebih pagi lagi, kerap menjadi pertanda regresi tidur. Mungkin anak sedang belajar hal baru dan dia sangat antusias memulai hari. Atau mungkin kemandirian mereka yang mulai tumbuh membuat mereka langsung melompat dari tempat tidur begitu membuka mata - karena sudah bisa.
Bangun lebih awal juga bisa menjadi indikator bahwa kebutuhan tidurnya berubah. Sekali lagi, cek jumlah waktu tidur anak dalam 24 jam. Amati juga berapa lama anak terjaga sebelum dan sesudah tidur siang, dan jam berapa dia anak tidur di malam hari. Ini akan menentukan apakah anak mengalami regresi tidur atau bukan karena jadwal tidurnya harus disesuaikan dengan cara tertentu.
3. Berusaha menunda
Banyak alasan; mau minum, mau pipis, bacain 1 buku lagi - pendeknya mereka ingin menunda tidur. Cara-cara menunda ini bisa menjadi indikator regresi tidur. Tidak ada penyebab tunggal terjadinya regresi tidur. Regresi tidur terjadi bersamaan dengan hal lain.
Kalau anak berusaha ‘mengganjal’ atau menunda tidur, Anda harus konsisten dengan jam tidurnya dan batasan. Kalau anak tetap tidak mau tidur, setiadaknya dia diam di tempat tidur. Anak meski berusaha menolak, tapi merasa aman dengan pembatasan yang Anda berikan.
4. Berjuang untuk tetap tidur
Banyak anak yang setelah terbangun punya keterampilan menenangkan diri dan kembali tidur. Kalau anak Anda terbangun tengah malam dan membangungkan Anda, bisa jadi dia merasa tidak nyaman karena tumbuh gigi. Anda dapat berkonsultasi dengan dokter gigi anak cara menangani gigi geraham yang tumbuh pada anak usia 2 tahun.
Kombinasi tercapainya tonggak perkembangan dan rasa khawatir ditinggal, membuat anak bangun di malam hari yang akhirnya menjadi regresi tidur. Bunda bersabarlah, cintai dan yakinkan anak. Tapi Anda harus tetap mendorong tidur yang sehat dengan mendorong anak untuk menenangkan diri dan tidak membawanya ke kamar tidur Anda.
Kapan harus ke dokter
Penting diingat bahwa regresi tidur, berbeda pada setiap anak. Ada anak yang mengalaminya hanya beberapa hari, ada pula anak yang cukup lama. Bila regresi tidur tampaknya lebih lama dari yang semestinya, bunda boleh bawa anak ke dokter. (IR)
Anak-anak kecil juga bisa stress, meski tampaknya hidupnya begitu nyaman. ... read more
Penyebabnya bukan lagi teka-teki. Jangan dianggap lucu bila balita Anda mengalaminya.... read more
Perubahan suasana dan lingkungan yang asing, jika balita juga berubah perilakunya bisa jadi pertanda ia stres. Ia butuh bantuan untuk menata perasaan.... read more