Balita Anda kerap mengalah dengan teman-temannya di TK. Itu memang baik, tapi dia perlu juga punya sikap asertif.
Di TK, anak 4 tahun tampil sebagai anak baik. Ia selalu mau mengalah pada semua teman. Sampai-sampai, saat antre bermain ayunan, dia selalu mengalah pada teman yang menyerobot antreannya. Atau, dia diam saja ketika ada teman mengambil mainan yang sedang dimainkannya. Anak yang manis ini sama sekali tak kelihatan usahanya mempertahankan apa yang menjadi miliknya saat itu.
Saatnya Anda mengajarkan sikap asertif pada anak atau sikap yang berani mempertahankan diri dari kemauan orang lain yang ingin menguasainya. Berikut ini 6 kiat yang dapat membangun sikap asertif anak 4 tahun agar ia lebih berani mempertahankan dirinya secara tepat.
- Bangun rasa percaya diri. Seringkali anak selalu mengalah terhadap anak lain karena ia tak berani menampilkan dirinya sendiri, apalagi ‘melawan’ orang lain yang dirasakan mengganggunya. Untuk itu, bantu anak membangun rasa percaya dirinya. Jelaskan bahwa ia punya kemampuan sama seperti teman-teman bermain di lingkungannya. Dia sama pintarnya, sama beraninya, sama cakapnya dan lain sebagainya.
- Beri kesempatan bersosialisasi. Adakalanya anak kurang mendapatkan kesempatan berinteraksi sosial dengan anak sebaya di lingkungannya. Anak jadi kuper (kurang pergaulan), pemalu dan kurang percaya diri untuk berinteraksi. Ajak anak berinteraksi dengan anak sebayanya, Misalnya saat berkumpul bersama sepupu-sepupu seusianya, bermain bersama anak-anak tetangga, atau bermain bersama teman-temannya di sekolah.
- Latih berkata “tidak”. Kemampuan menuruti dan minta tolong atau pendapat orang lain yang lebih baik, perlu dikembangkan pada anak sejak dini. Seiring dengan pengembangan kemampuan ini, anak perlu juga dilatih berani berkata “tidak” terhadap hal-hal yang dirasakannya tidak sesuai dengan nilai, keyakinan dan harga dirinya. Jelaskan pada si 4 tahun bila ia merasa keberatan atau tidak nyaman terhadap sesuatu yang diminta orang lain. Dia berhak untuk berkata ”tidak”!
- Ajarkan waktu yang tepat. Anda jelaskan pula kapan saatnya ia bisa atau harus mengalah kepada temannya, dan kapan ia harus berkata ‘tidak’, terutama bila temannya punya tujuan yang kurang baik. Misalnya sang teman ingin menguasai anak atau melakukan tindakan-tindakan yang sifatnya bullying.
- Pola asuh dan komunikasi hangat. Untuk mengembangkan keterampilan sikap asertif pada anak, orang tua perlu mendukung dengan memberi pola asuh dan komunikasi hangat dan terbuka. Anak semakin memahami arti penting dari sikap asertif dan berhasil menerapkannya bila ia mendapatkan dukungan positif dari pola asuh dan komunikasi hangat tersebut. Pola asuh yang sebaliknya akan menumbuhkan sikap ragu, kurang berani, mudah cemas dan selalu mengikuti apa yang dimaui orang lain tanpa berani menyatakan pendapatnya.
- Hargai usaha asertif anak. Jangan lupa beri pujian dan dukungan atas usahanya untuk bersikap asertif. Hindari mengritik, tak menghargai dan memberi label negatif kepada anak.