Selama ini kita lebih mengenal susu sapi dibandingkan susu kedelai (soya). Sehingga, persepsi yang berkembang selama bertahun-tahun adalah jika ingin anak tumbuh sehat dan cerdas, tidak ada kata lain selain memberikan anak susu sapi secara rutin selama masa pertumbuhannya. Benarkah pendapat tersebut?
Di Cina, soya disebut sebagai “daging tanpa tulang” karena protein soya dinekal setara dengan protein pada daging, susu sapi, dan telur. Malahan soya diketahui sebagai salah satu dari tidak banyaknya sumber makanan dari tumbuhan yang paling mendekati dalam memenuhi semua bagian penting dalam asam amino (pembangun protein).
Kebenaran tentang soya. Masih meragukan manfaat susu soya? Fakta berikut ini mungkin akan mengubah persepsi Anda.
- Soya bebas protein susu sapi, hanya mengandung protein nabati. Protein nabati tidka akan menyebabkan reaksi alergi pada penderita alergi susu sapi (yang juga tidak alergi terhadap protein nabati) dan mempunyai keuntungan karena dpat membuat lebih sedikit kehilangan kalsium pada ginjal.
- Soya tidak mengandung laktosa. Sekitar 25% dari populasi dunia tidak dapat mentoleransi laktosa.
- Soya dipakai secara luas untuk anak yang menderita alergi susu sapi. Anak alergi terhadap susu sapi diperkirakan 2,5 – 7,5%, bahkan di beberapa negara angka ini lebih besar.
- Zat gizi setara dengan susu sapi. Susu formula dari soya yang dibuat untuk balita telah memenuhi Angka Kecukupan Gizi yang setara dengan susu formula yang dibuat dari susu sapid an dapat memastika pemenuhan nutrisi makro dan mikro balita.
Baca juga:
Kandungan Susu SoyaSusu Soya Solusi Untuk Alergi Susu