Kominfo Ajak Perempuan Melindungi Keluarga dari Hoaks
Selain isu kekerasan terhadap perempuan, isu hoaks di masa pandemi merupakan hal yang juga cukup meresahkan.... read more
Najeela menyebut beberapa the new normal yang sudah nampak terlihat jelas seperti kebiasaan menjaga kebersihan seperti lebih sering cuci tangan, sanitasi, belajar di rumah, dan menjaga jarak fisik. Perubahan tentu membingungkan bagi mayoritas orang. Anak-anak pun juga akan merasakan hal serupa.
Oleh karenanya, Najelaa menyebutkan beberapa tip yang bisa diikuti oleh para orang tua untuk membantu anak-anak beradaptasi dengan the new normal:
1. Cari Informasi Sama-sama
Anak-anak akan merasa cemas ketika ia tidak tahu kondisi yang harus dihadapinya. Oleh karenanya, bantu mereka lebih tenang dan percaya diri bahwa mereka akan baik-baik saja dengan mencari informasi di berbagai sumber terpercaya tentang akan seperti apakah the new normal ini. “Itu sesuatu yang sama-sama kita masih harus belajar,” ujarnya.
2. Beri Contoh
Selalu beri contoh tentang apa yang harus dilakukan di the new normal pada anak-anak. Misal, kebiasaan mencuci tangan dan tidak menyentuh wajah yang mungkin lebih sulit bagi anak-anak yang lebih muda. “Anak-anak belajar dari contoh. Kalau cuma dikasih tahu, itu bisa 100-1000 kali. Mereka lebih cepat belajar dari melihat,” jelasnya.
3. Menularkan Optimisme dan Rasa Berdaya
Najeela berpesan agar orang tua tidak menanggapi pandemi ini dengan ketakutan yang bisa dibaca oleh anak-anak. “Orang tua harus jadi teladan optimisme bagi anak-anak,” ujarnya. Orang tua perlu menunjukkan bahwa selalu ada cara untuk melewati semua perubahan ke depan.
Di samping itu, selalu tanamkan perasan berdaya pada anak-anak dengan selalu melibatkan mereka mencari solusi atas masalah yang dihadapinya selama pandemi. “Di sisi lain pengetahuan dan kemampuan mereka terbatas. Makanya sense of empowerment dari orang tua sangat dibutuhkan untuk mendampingi anak-anak,” pungkasnya.
Apa yang terjadi hari ini tidak hanya kita sendiri yang mengalami, melainkan dialami oleh seluruh orang di dunia. Akan lebih bijak bila orang tua tidak menunjukkan perspektif sebagai 'korban' di kondisi ini. Ajak anak-anak berdiskusi tentang betapa pandemi ini memang membawa masalah bagi banyak orang.
Ajarkan mereka berempati, misal dengan melakukan donasi kepada tenaga kesehatan, fasilitas kesehatan, maupun orang-orang yang terdampak secara ekonomi. Tak hanya itu, empati juga bisa berupa bantuan kepada teman yang kesulitan memahami materi saat belajar di rumah. “Rasa cemas akan berubah jadi rasa berdaya saat kita lihat ada yg lebih butuh daripada kita. Membantu membuat kita lebih bahagia dan kita bisa mendapatkan energi positif dari situ,” imbuhnya.
Kemampuan Anak-anak Beradaptasi
Ternyata, kemampuan anak-anak untuk beradaptasi jauh lebih baik dibandingkan orang dewasa. “Mereka jauh lebih cepat menyesuaikan dengan situasi baru daripada kita,” ujar Najeela. “Kalau orang dewasa, untuk learn something, mereka harus unlearn dulu hal-hal yang sebelumnya sudah dipelajari. Sedangkan, anak-anak belum banyak yang harus di-unlearn,” jelasnya.
Hanya saja, menurut Najelaa anak-anak masih sering tidak punya wawasan untuk melakukannya. Oleh karenanya, di sinilah peran penting orang tua untuk lebih dini mengawali beradaptasi dengan the new normal.
(Wawancara lengkap dengan Najelaa Shihab tentang The New Normal bisa Anda saksikan di Instagram @ayahbunda_)
(LELA LATIFA)
#corona #coronavirus #viruscorona #covid19 #dirumahsaja #dirumahaja #belajardirumah #workfromhome
Selain isu kekerasan terhadap perempuan, isu hoaks di masa pandemi merupakan hal yang juga cukup meresahkan.... read more
Coba terapkan block time, hindari multitasking... read more
“Kenakan masker oksigen Anda sebelum Anda menolong anak”.... read more