Ide Resolusi 2022: Hidup Sehat dengan Me Time
Mams yang bosan dengan resolusi yang sering gagal, coba buat resolusi lebih sederhana: Masukkan me time ke dalam daftar hidup sehat.... read more
Pandemi mengharuskan seluruh anggota keluarga berkegiatan di rumah. Semua kebutuhan diurus oleh ibu, mulai pekerjaan domestik dan sekolah online anak-anak, di samping pekerjaannya sendiri sebagai ibu pencari nafkah.
Bertambahnya pekerjaan ibu pastilah membuat ibu burned out. Kesempatan untuk bertemu teman sekantor dan makan siang bersama, refreshing bersama keluarga di akhir minggu, terhambat oleh pandemi. Bertambahnya pekerjaan ibu juga mengurangi waktunya untuk diri sendiri.
Tambahan pekerjaan bisa mengurangi energi mental, yang ujung-ujungnya dapat mengikis kebahagiaan ibu. Padahal ibu adalah pilar keluarga yang menentukan kesehatan dan kesejahteraan keluarga. Terkurasnya energi mental atau burned out yang dialami oleh ibu tidak boleh dibiarkan berlarut-larut. Karena ibu sangat berarti, energi mentalnya harus selalu penuh. Ibu harus bahagia, karena ibu yang tidak bahagia, akan menularkan ketidak bahagiaannya pada keluarga.
Punya Me Time Bukan Egois
Me time itu perlu. Me time merupakan salah satu cara paling mudah untuk mengembalikan energi. Sayangnya masih ada ibu yang merasa bersalah ketika ingin memberi waktu untuk diri sendiri. Masih ada ibu yang bergulat dengan diri sendiri, mempertanyakan apakah punya me time itu egois.
“Ibu harus punya me time karena kita tidak bisa memberi dari cangkir kosong. Ibu perlu rutin mengisi ‘cangkir’ cinta dan energinya untuk bisa membagi cinta dan energinya ke keluarga dan pekerjaan,” ujar @fithriw seorang pengusaha dan mamfluencer yang menjadi salah satu nara sumber Instagram live Ayahbunda berkolaborasi dengan Milkita, Juaranya Permen Susu pada Kamis 29 Juli 2021.
Menurut Fithri, me time tidak harus mengeluarkan uang. “Duduk bengong pagi-pagi sambil minum kopi pahit dan makan lollipop susu, mandi air hangat agak lebih lama, repotting tanaman, atau nonton film saat anak sudah tidur, bisa jadi me time murah meriah,” demikian kiat Fithri. Ia juga menegaskan bahwa memiliki me time tidak perlu jauh-jauh dari anak.
Milkita, Juaranya Permen Susu yang bernaung di bawah PT United Family Food (Unifam), pada tahun 2021 mengusung kampanye My Sweet Moments. Kampanye ini menyasar ibu muda, bertujuan untuk mendukung para ibu untuk memiliki me time dan menemukan sweet moments-nya.
Didukung Para Ahli dan Mamfluencer
Mulai Juli hingga Desember tahun 2021, Milkita bersama Ayahbunda dan Parenting Indonesia menggelar 10 instagram live dengan menghadirkan para nara sumber dari berbagai latar belakang. Edric Tjandra, Presenter dan ayah 1 anak, adalah sosok ayah yang dihadirkan untuk mendukung pentingnya ibu memiliki me time.
Sebagai suami, Edric setuju bila Ibu punya waktu untuk dirinya sendiri, sehingga penting bagi para ayah untuk bersedia berbagi peran pengasuhan anak.
“Suami harus punya inisiatif untuk mengambil peran dalam urusan rumah, supaya ketika istri tidak di rumah, suami bisa mengatasi berbagai hal yang terjadi di rumah. Biasakan juga mengurus anak, jangan semua hal diurus oleh istri,” demikian saran Edric. Ia juga menyarankan agar para suami jangan sering-sering menghubungi istri selagi ia pergi dengan teman-temannya. “Kasih waktu untuk dirinya sendiri, jangan ditanya-tanya terus. Tunggu dia pulang.”
Ankatama Podcaster, Chef Chitra, Vie Evie mamfluencer dan pemilik @alavie_kitchen, dan para Psikolog; Samanta Elsener, Irma Gustiana, Devi Sani, Rensia Sanvira serta Saskhya Aulia, adalah para nara sumber yang dihadirkan untuk mendukung para ibu memiliki me time tanpa rasa bersalah. Mereka sepakat bahwa di antara kesibukannya yang segunung, para ibu berhak memiliki waktu untuk diri sendiri, dan menemukan sweet moment dalam setiap aktivitasnya sehari-hari.
Baca Juga:
Me Time Tanpa Rasa Bersalah Ala Natasha Rizky
Mams yang bosan dengan resolusi yang sering gagal, coba buat resolusi lebih sederhana: Masukkan me time ke dalam daftar hidup sehat.... read more
Salah satu subtema dari HAN tahun 2024 ini adalah “Dare to Lead and Speak Up: Anak Pelopor dan Pelapor”. Simak dulu pembahasannya.... read more
Berdasarkan fakta dari KPPA RI tahun 2023 terdapat 10.932 kasus kekerasan seksual pada anak, 33.2% persen korban merupakan anak laki-laki berusia 6 hingga 12 tahun... read more
Self harm, sebuah perilaku menyakiti diri sendiri, termasuk penyakit kejiwaan dan membutuhkan pertolongan ahli kejiwaan.... read more