Tekanan masih akan kita alami di masa pandemi yang belum berakhir. Pekerjaan dan keuangan adalah sumber stress yang paling memengaruhi kehidupan keluarga. Ini berarti orang tua harus pintar mengelola stresnya agar kehidupan keluarga tetap sehat.
Survei oleh American Psychological Association (APA) pada tahun 2010 menyebut bahwa 73% orang tua merupakan sumber stress dalam keluarga. Survei itu juga menyebut, duapertiga orang tua mengatakan bahwa stress mereka tidak berdampak pada anak. Padahal, ternyata hanya 14% saja remaja yang menyatakan bahwa stress orang tua mereka tidak berdampak pada mereka.
Riset APA juga menyebut bahwa hubungan antara stress tinggi dengan kesehatan sangat mengkhwatirkan: 34% orang tua obesitas memiliki tingkat stress antara 8-10 poin skala stress, dibanding 23% orang tua yang memiliki berat badan normal.
Survei berikutnya menemukan, perilaku orang tua yang stress dapat memengaruhi kesehatan seluruh keluarga. Orang tua yang stress dan obesitas cenderung memiliki anak obesitas pula. Survei sebaliknya, anak obesitas banyak ditemukan dalam keluarga stress.
Beri kesempatan anak meniru hal yang baik. Anak meniru orang tua, pasti kita semua tahu karena begitulah cara anak belajar. Betul, bunda? Ini cara anak berpikir: Apa yang dilakukan orang tua, pasti baik dan patut ditiru. Ini juga termasuk cara mengatasi stress. Bila orang tua mengatasi stress dengan cara tidak sehat, anak akan meniru. Ini tips dari APA untuk mengelola stress dengan cara sehat:
1. Cek kembali gaya hidup Anda. Sebagai orang tua, kitalah model perilaku sehat untuk anak. Kalau kita mengatasi stress dengan makan berlebihan, anak pun akan melakukannya. Anda sebaiknya menetapkan cara mengatasi stress yang sehat yang akan Anda gunakan. Apakah Anda akan mengatasi stress dengan jogging, berenang, yoga atau dance. Coba tingkatkan keterampilan Anda mengatasi stress.
2. Bicara. Bila anak tampak cemas, tanyakan padanya apa yang menyebabkannya cemas. Anak usia balita belum pintar menerjemahkan perasaannya ke dalam kalimat. Tetapi raut wajahnya menyiratkan kecemasan, yang didapat dari sikap dan perilaku Anda dalam menanggapi situasi. Bila Anda khawatir dan bereaksi berlebihan terhadap omicron, anak dapat merasakannya. Balita mengatasi stres dengan caranya sendiri. Bila ia mulai menarik-narik rambut, Anda harus peka.
Minimnya komunikasi orang tua dengan anak akan menghasilkan anak yang tidak bisa mengambil keputusan yang baik. Bicara dengan anak dan mengenalkannya dengan keterbukaan dan pengambilan keputusan, sama baiknya dengan makan sehat, istirahat dan olah raga cukup.
3. Ciptakan lingkungan sehat. Rumah, ruang kerja dan lingkup pergaulan dapat memengaruhi perilaku kita. Mengubah lingkungan sekitar kita dapat membantu mengatasi stress. Menata bagian rumah yang berantakan, membersihkan kamari-kamar, adalah hal yang bisa Anda kendalikan. Saat Anda melakukan itu, anak belajar bahwa ketika dia stress dia akan fokus pada hal-hal yang dapat dia kontrol.
4. Fokus pada diri sendiri. Ada korelasi yang tinggi antara memilih perilaku sehat atau tidak sehat dengan stress. Ketika Anda stress, cobalah fokus pada diri Anda untuk mengatasinya. Makan makanan bergizi, istirahat dan olah raga. Kalau Anda bingung, Anda akan masuk dalam siklus makan makanan cepat saji – mager (malas gerak) dan kurang tidur.
Pola ini akan menular pada anak atau ditiru oleh anak, dan anak yang kurang tidur cenderung memiliki masalah perilaku. Orang tua juga memengaruhi anak dalam hal pemilihan makanan. Makan malam yang sehat kemudian dilanjutkan dengan jalan santai atau aktivitas fisik ringan, kemudian ditutup dengan tidur malam.
5. Ubah satu kebiasaan dalam satu waktu. Jangan ambisius atau borongan sekaligus. Kalau Anda tertarik mengubah pola makan yang lebih sehat, terapkan ini dulu, jangan langsung bersama dengan olah raga rutin bersama keluarga dan punya waktu berkumpul. Bagaimana pun Anda – bunda dan ayah – sudah banyak yang Anda lakukan di luar tugas mencari nafkah. Mengubah banyak hal akan membingungkan Anda sendiri karena banyak hal harus Anda sesuaikan. Ubah salah satu dulu, dan bila seluruh anggota keluarga merasa sudah nyaman, tambahkan lagi apa yang ingin Anda ubah. Pastikan disepakati bersama. (IR)
Baca juga:
7 Tanda Keluarga Anda Stress
Ayah Juga Butuh Self Care