4 orang ayah humoris: Ringgo Agus Rahman, Ronal Surapradja, Soleh Solihun, dan Sogi Indra Dhuaja ahli dalam urusan mengocok perut. Tapi bagaimana solusi mereka dalam mengatasi masalah keluarga?
Saat istri sedang cemberut: Ringgo: “Kalau ia cemberut karena kecapean, saya sering menggodanya dengan cara, misalnya ketika mau mandi saya joget-joget dulu. Awalnya istri sebal melihat kelakuan saya dan mencoba memukul bokong saya. Tapi setelah itu dia tersenyum melihat saya.” Ronal: “Saya biarkan istri menenangkan diri. Setelah marah atau kesalnya mereda, baru saya dekati dia. Saya tidak mau langsung menggodanya saat ia kesal, bisa-bisa saya malah kena omelannya.” Soleh: “Sesekali saya suka colek-colek dia, sambil pasang tampang melas. Biasanya ia tambah cemberut, namun sesaat kemudian cemberutnya hilang. Atau kadang saya beri gerakan melempar telapak tangan seakan mengambil hidung saya untuk dilemparkan ke dia. Mirip gerakan Tukul ketika membawakan acara, hanya bedanya saya tanpa teriakan, ‘Eaaa… Eaaa’.” Sogi: “Saya diamkankan ia dulu. Karena pernah saya ajak bercanda, eh, makin kesal. Nanti setelah cooling down, dia akan cerita masalahnya. Baru setelah itu jadi bahan bercandaan, deh. Misalnya, ‘oh karena teman kantor, toh… Ya udah didoain aja, ya... Doain semoga dia cepat pindah kerja maksudnya, hehehe…’”
Saat anak nangis atau rewel Ringgo: “Kalau Bjorka rewel, saya ikutan rewel juga. Jadi rewel kami saling bersahutan. Pernah juga saya gendong dia dan menggelitikinya, seperti orang sedang memainkan gitar. Kadang juga saya coba menasihatinya, ‘Nak, kamu masih kecil, jangan suka marah-marah. Nanti kamu darah tinggi, lho.’ Tapi saya nggak yakin Bjorka paham nasihat saya itu.” Ronal: “Anak saya yang kedua, Kani, jarang menangis. Kalau menangis, dia mudah dibujuk untuk berhenti menangis. Biasanya, saya akan menggendong dan mengajaknya main bersama. Tidak lama kemudian dia juga sudah lupa dengan tangisannya.” Soleh: “Saya alihkan perhatian Iggy dengan mengajaknya menertawakan sesuatu yang pernah kami baca di buku cerita. Misalnya, menertawakan Pete, salah satu karakter kartun yang kecebur sungai. Jika Pete kecebur sungai sudah tak lucu lagi, saya ceritakan hal lain yang pernah kami tertawakan. Kalau dia ingat hal lucu dan tertawa, biasanya mood-nya langsung berubah menyenangkan dan tak rewel lagi.” Sogi: “Saya langsung tanya ada apa, kok, menangis? Kalau tidak dijawab, maka saya peluk. Makin kejer? Saya ‘selamatkan’ dulu dengan cara menjauh dari orang-orang yang pasti memandang ke arah dia. Saya tidak membuat joke dulu, karena hanya membuat makin krusial saja kalau saya dianggap tidak menganggap penting dan peduli dengan masalah yang dia sedang hadapi. Beda tipikal antara si sulung dan bungsu, kalau si kakak tipe yang serius sedangkan si kecil lebih santai. Jadi joke-nya juga lain.”
Saat berdua dengan anak di rumah Ringgo: “Saya belum pernah mengalami ini. Istri saya sepertinya tidak bisa berada jauh dari si kecil dalam waktu yang lama. Jadi kemana-mana kami selalu bertiga.” Ronal: “Asyik, karena merupakan kesempatan saya untuk quality time dengan mereka. Saya juga sering meninggalkan anak-anak untuk urusan pekerjaan. Saat itu kami akan mematikan tv, kemudian membaca buku-buku, menyetel musik, serta bernyanyi dan berjoget bersama.” Soleh: “Iggy suka mengajak saya menemani dia main Lego, mobil-mobilan, atau melukis di buku gambar. Kalau sudah bosan, ya, paling dia minta dibacakan buku cerita. Kalau semua itu sudah dilakukan, dan sudah bosan, kadang kami bersantai saja sambil menonton televisi.” Sogi: “Untungnya, anak saya enak banget bisa diajak diskusi. Jadi kita diskusi, kita mau ngapain nih, sementara bunda nggak di rumah. Biasanya saya akan berikan pilihan-pilihannya. Selain itu, saya juga akan membuatkan menu andalan, nasi goreng!”