Para ahli kesehatan mulut dan gigi serta psikolog perkembangan menganjurkan agar orang tua segera membantu balita yang memiliki kebiasaan mengisap jempol hingga usia di atas 2 tahun. Selain mengganggu perkembangan struktur gigi, juga dapat berdampak buruk pada emosi anak. Fase Oral. Bayi baru lahir harus punya refleks mengisap yang kuat. Refleks ini penting agar ia sanggup memperoleh ASI dan merasakan ketenangan. Refleks mengisap ini secara perlahan menghilang di usia 2 tahun dan benar-benar berakhir di usia 6 tahun. Fase memperoleh kenyamanan dengan cara mengisap ini disebut fase oral. Jika sudah di atas 2 tahun masih menghisap jempol, itu semata-mata anak butuh ketenangan, ingin mengurangi ketegangan atau melawan rasa bosan. Masalahnya, kebiasaan ini bisa berlanjut sampai anak masuk pra sekolah.
Hentikan kebiasaan isap jempol! Sebagian orang berpandangan bahwa kebiasaan isap jempol akan hilang dengan sendirinya. Tetapi, para ahli kesehatan mulut dan gigi serta psikolog perkembangan menganjurkan agar orang tua segera membantu anak sebab:
- Di usia 4-5 tahun, akar gigi mulai berubah bentuk, terdorong ke arah depan atau atas, sehingga struktur gigi anak jadi tonggos.
- Struktur akar gigi dan bentuk mulut yang berubah ini mengganggu perkembangan bicara anak.
- Menimbulkan masalah dalam hal menggigit dan mengunyah makanan.
Dampak emosi dari menghisap jempol atau jari adalah:- Anak tergantung pada benda-benda yang mendatangkan ketenangan seperti selimut, bantal dan boneka.
- Tidak disukai teman karena anak yang menghisap jempol tampak pasif da n tidak ingin beraktivitas.
- Anak yang masih menghisap jari akan jadi bahan olok-olok teman-teman di sekolah.
Baca juga: Bantu Balita Berhenti Menghisap Jempol