Beda Enggak, Sih, Susu Anak Pakai Madu dengan Gula?

 

Tidak sedikit merek susu anak yang meng-klaim penggunaan madu sebagai alternatif gula, yang katanya lebih baik daripada gula sukrosa. Foto ilustrasi: Pexels



Kandungan gula pada susu sepatutnya menjadi pertimbangan para orang tua saat memilih produk susu untuk anak. Mengingat, tingkat konsumsi gula pada anak di Indonesia sudah cukup tinggi. 
“Anak umur tiga sampai empat tahun, lima puluh persennya sudah makan makanan manis lebih dari satu kali sehari,” ungkap DR. dr. Tan Shot Yen, M.Hum, dokter juga ahli gizi masyarakat, saat menjadi pembicara dalam media briefing AIMI bertema “Mengapa Gula Tambahan pada Produk Makanan Bayi dan Anak Masih Diizinkan di Indonesia” yang mengingatkan dampak buruk mengonsumsi gula sejak dini, penyebab daya tahan tubuh anak kurang optimal. Dalam diskusi tersebut, Tan juga mengingatkan risiko kebiasaan makan/ minum manis sejak dini yang dapat menyebabkan gangguan-gangguan kesehatan anak, seperti; peningkatan adrenalin, kesulitan konsentrasi, hingga ketidakstabilan hormon. 

Masih menurut Tan, kebiasaan makan maupun minum manis ini, datang dari kebiasaan minum susu dengan tambahan rasa manis sejak masih bayi.  Lalu, bagaimana dengan tambahan madu sebagai pengganti gula?
 

Tidak Ada Bedanya dengan Gula!

Melansir dari Public Eye ; sebuah organisasi independen dari Swiss yang kerap berkampanye soal isu keberlanjutan, kesehatan, politik dan finansial skala global, beberapa produk susu yang mencantumkan label “tanpa tambahan gula” sebenarnya masih mengandung sukrosa (gula). Hanya saja, beberapa produk susu anak mengganti pemanis di dalamnya dengan madu. Padahal menurut World Health Organization (Organisasi Kesehatan Dunia), makanan dan susu bayi seharusnya tidak mengandung madu maupun sukrosa. Karena kandungan tersebut tidak memiliki manfaat spesifik ketika diganti dengan pemanis yang lain. 

“Yang menarik adalah ketika Anda cek informasi pada label, tertulis ‘nol gram sukrosa’. Di mana hal tersebut tidak benar. Dan konsumen bakal berpikir,  produk tersebut tidak mengandung gula, padahal sebaliknya,” ujar Laurent Gaberel, Agriculture & Food Expert dari Public Eye.

Pahami Nama ‘Gula Tersembunyi’!

Walaupun tidak mengandung gula maupun sukrosa, makanan dan minuman bisa saja tetap memiliki ‘gula’ di dalamnya. Menurut Tan, produsen makanan dan minuman tetap bisa menyembunyikan gula dengan nama lain; seperti mannitol, sorbitol, xylitol, dan lain-lain. Pun diberikan sebutan lain; seperti ‘sirup jagung’ yang terkesan lebih sehat walau sebenarnya tetap termasuk produk gula olahan pabrik.

Sebagai orang tua, kita sebaiknya lebih waspada dalam memilih makanan dan minuman yang dikonsumsi anak. Jangan sampai dampak buruk konsumsi gula berlebih sejak dini, diderita oleh anak-anak kita. 

Penulis: Ghina Athaya

Baca juga:
Bunda, Bayi Tidak Membutuhkan Tambahan Gula!
Banyak Makan Gula Membuat Anak Hiperaktif?
Cara Mudah Mengurangi Konsumsi Gula Berlebih pada Balita 


 

 


Topic

#madudalamsusu #susuanak #susudenganmadu



Artikel Rekomendasi

post4

Balita Suka Permen

Meski tidak bisa dikategorikan makanan sehat, sebenarnya permen memiliki kebaikan juga. Yakni, kandungan gulanya adalah gula sederhana sukrosa, jika dikonsumsi akan diubah tubuh secara cepat menjadi e... read more

post4

Balita Sariawan

Sariawan bisa terjadi karena intoleransi makananan tertentu, atau tanda-tanda penyakit celiac, seperti alergi terhadap susu, gandum, stroberi, yeast, tomat, bahkan kadang-kadang jeruk.... read more