Anak sulit makan bukan hanya masuk kategori picky eater, tapi juga bisa berkembang menjadi ARFID. Foto ilustrasi: Freepik
Hannah, seorang anak berusia 8 tahun, menjadi viral di Instagram karena videonya yang menahan tangis saat mencoba makan buah melon. Ia bahkan kesulitan menelan
smoothies yang umumnya menjadi favorit anak-anak.
Cerita serupa juga dialami oleh
Otto, anak laki-laki berusia 9 tahun, yang sehari-hari hanya makan pasta tanpa bumbu karena makanan lain membuatnya takut. Bukan sekadar takut, Otto bahkan sampai mual dan muntah melihat pasta. Ketakutan yang dialami Hannah dan Otto bukanlah hal yang umum bagi anak-anak bahkan bagi penderita picky eater sekalipun.
Pilih-pilih makanan merupakan kondisi yang normal terjadi pada fase perkembangan anak yang kadang muncul pada anak usia 1 hingga 4 tahun. Namun, jika kondisi ini terus memburuk seiring bertambah usia anak, Bunda dan Ayah perlu memeriksakan anak ke dokter. Mungkin saja anak mengalami gangguan makan
Avoidant/Restrictive Food Intake Disorder (ARFID), di mana anak bukan sekadar pilih-pilih makanan dan memerlukan bantuan khusus.
Menurut
Eating Disorder Center, ARFID merupakan gangguan makan, di mana seseorang menghindari dan menolak banyak jenis makanan. Kondisi ini bisa mengganggu pemenuhan kebutuhan nutrisi anak.
Perbedaan ARFID dengan picky eater
Ada perbedaan jelas antara
picky eater dan ARFID. Disebut dalam laman
Beating Eating Disorder, ARFID kerap membuat anak menolak berbagai jenis makanan karena muncul kecemasan berlebih soal makanan. Anak menjadi takut tersedak atau karena bentuk, warna, dan tekstur dari makanan tersebut.
ARFID membuat anak, kemudian, sulit memiliki nafsu makan yang cukup. Kecemasan anak terhadap makanan, membuatnya cenderung menghindari rasa lapar.
Sementara, jika dibandingkan dengan anak
picky eater, anak ARFID memiliki lebih sedikit jenis makanan yang dapat diterima. Seringnya, anak ARFID menyukai makanan ultra-proses karena memiliki rasa dan bentuk yang sama sehingga mengurangi kecemasan saat memakannya. Padahal makanan ultra-proses minim nutrisi, sehingga anak rentan mengalami malnutrisi.
Tip bantu anak hadapi ARFID
Anak-anak yang mengalami ARFID kerap merasa cemas ketika dihadapkan makanan. Menghadapi ARFID, orang tua perlu meningkatkan dukungan dan membantu anak mengatasi ketakutan terhadap makanan. Salah satu yang bisa diupayakan, dengan menciptakan suasana makan yang menyenangkan, misalnya, buat anak senang menunggu waktu makan dengan bermain atau bercerita.
Reward positif agar anak mencoba berbagai makanan baru juga bisa dipakai,
lho! Misalnya, beri anak akhir pekan bermain bersama jika ia mau mencoba makanan tertentu. Dan tentu saja, hindari menyalahkan anak ketika mereka kesulitan mencoba makanan baru. Selain itu, ajak anak melatih pola pernapasan yang dapat membantunya mengatasi stres saat berada di dekat makanan.
Saat anak merasa tenang, mereka akan lebih mudah melihat makanan dengan cara yang lebih positif.
Penulis: Ghina Athaya
Baca Juga:
Picky Eater Bisa Dicegah, Awali dengan Kebiasaan Baik
Gangguan Makan Bulimia
Kenali Anoreksia Nervosa