Malunya ketika balita mencela seseorang di muka umum, misalnya “tante kok gendut sih?” Itu sangat mungkin terjadi pada usia balita. Lalu bagaimana Anda harus bertindak mengatasi ulah balita yang membuat malu itu?
Sebenarnya balita tidak bermaksud mencela. Ia hanya secara spontan berkomentar pada apa yang dilihatnya. Namun memang balita belum paham benar mengenai sopan santun bertingkah laku dan berkomunikasi dengan orang lain. Andalah yang harus mulai mengajarkannya.
Ketika balita mencela di depan umum, jangan langsung berkata, “Kamu ngomong apa, sih? Dan langsung membekap mulut balita dengan tangan Anda. Sebaiknya, tindakan awal yang harus Anda lakukan adalah:
- Minta maaf terlebih dahulu pada orang yang dikomentari balita. Permintaan maaf Anda dapat meluluhkan rasa tersinggung orang itu. Selain itu, bisa menjadi contoh untuk balita.
- Berikan penjelasan sederhana, misalnya, “Tante memang berbeda. Tidak semua orang itu sama, Nak. Tapi Tante ini baik sama kamu, kan?”
- Lain halnya jika balita mengomentari kondisi fisik seseorang. Anda bisa katakan, “Tidak masalah kaki Om cuma satu, tapi kamu masih bisa lho bermain bersama Om.”
- Ajak balita minta maaf. Berikan alasan, “Ayo minta maaf sama Om. Nanti Om sedih, lho.”
Setelah tindakan awal tersebut dilakukan, ajari balita Anda lebih dalam lagi:
- Ngobrol berdua pasca kejadian. Bicara empat mata sangat membantu balita memahami pesan Anda. Balita juga merasa dihargai karena tidak dicela di depan umum.
- Beri penjelasan bahwa setiap orang itu berbeda-beda, baik fisik maupun penampilannya. Ada yang tidak sempurna, ada yang kurus dan gemuk. Katakan juga, “Mereka belum tentu suka dengan penampilannya. Jadi kalau kamu berkomentar tentang mereka, nanti mereka sedih.”
- Tetap dengarkan dan dukung komentar-komentarnya agar balita tidak segan bercerita pada Anda. Tetapi tegur dia dengan halus saat ia berkomentar yang tidak pantas.
Satu hal yang perlu Anda ingat ketika menegur anak adalah salahkan tindakannya, bukan personality-nya.