Anak Disleksia Dapat Membaca
Banyak anak disleksia dapat membaca, asalkan diajar dengan tepat.... read more
Kalau Anda mencurigai anak Anda mengalami disleksia, lebih baik bawa anak ke dokter
ahli saraf. Dokter akan melakukan pemeriksaan, dan dapat menemukan apakah anak mengalami disleksia, disgrafia, dan diskalkulia. Tampilan gangguan disleksia berbeda pada tiap individu. Bisa saja anak mengalami ketiganya.
“Kalau kita spesifik pada disleksia, berarti fokusnya pada kemampuan membaca. Itu pun variasinya sangat banyak. Ada yang kesulitan mengenali huruf, menggabungkannya menjadi suku kata – misalnya hurufnya seperti melayang-layang, atau kesulitan menggabungkan kata menjadi kalimat, dan kesulitan memahami inti bacaannya,” jelas Anita. Dalam diagnosa, disleksia dikategorikan ringan, sedang, dan berat.
Apapun kategorinya, gangguan ini harus dikenali sejak dini agar dapat dilakukan intervensi sejak dini pula. Sebab jika tidak ditangani dengan baik akan berakibat pada gangguan sosial dan emosional. Gangguan sosial emosional muncul dalam bentuk sikap tidak percaya diri, labil, mudah tersinggung, merasa diri bodoh, dan menjadi korban bully di sekolah.
“Secara umum, dampak dari disleksia adanya masalah dengan tugas-tugas yang berkaitan dengan membaca dan menulis, perilaku menghindar pada tugas-tugas tersebut. Hal itu tentu menyebabkan nilai hasil akademik tidak optimal atau tidak sesuai dengan potensi intelektual anak (IQ-nya),” papar Anita.
Menurutnya, yang lebih besar adalah dampak psikologisnya. Karena anak menghindar pada tugas-tugas membaca dan menulis, anak dicap malas dan bodoh. “Pernah ada kasus anak yang mengangkat kursi – siap melempar kursi ketika diberi kertas dan pinsil,” kisah Anita.
Imma Rachmani
Banyak anak disleksia dapat membaca, asalkan diajar dengan tepat.... read more
Jangan dulu merasa dunia kiamat. Penyandang disleksia tidak akan kehilanga masa depan.... read more
Tanda disleksia pada setiap anak bisa jadi berbeda. Kondisi anak seperti inilah yang sebaiknya Anda cermati... read more