Foto: Pixabay
Bunda dan Ayah pasti menyadari setiap anak terlahir istimewa. Bisa jadi anak pertama pemalu sementara adiknya lebih berani dan terbuka. Oleh karena itu, cara mendidik si kecil pun berbeda-beda. Yuk, kenali dulu dua dari empat tipe kepribadian anak berikut ini agar Anda bisa mengembangkan potensi si kecil secara maksimal.
Tipe Penyendiri
Tipe yang dikenal sebagai The Wallflower atau hiasan dinding ini memang lebih suka berada di belakang kerumunan. Dia memilih menjadi pengamat daripada berpartisipasi aktif. Si kecil sulit berhadapan dengan situasi baru sehingga butuh waktu untuk ‘panas’ saat bersosialisasi.
Solusi:
-Jika bertemu orang baru, genggam tangannya dan bicaralah dalam nada suara yang menenangkan agar ia mau berkenalan.
-Si kecil tidak suka bila orang yang tidak dikenalnya langsung sok akrab, misalnya memeluk atau mencium pipinya tanpa aba-aba. Dia lebih mudah menerima orang yang mengajaknya bermain atau memberi makanan.
-Hargai pilihannya bila ia tidak ingin berkumpul dengan teman-temannya. Hindari memaksanya bermain bersama karena tidak semua anak ingin jadi populer. Bukan hal aneh, kok, bila si kecil hanya senang bermain dengan beberapa anak saja dan tidak bisa bergaul dengan teman lain di kelas, misalnya. Lebih baik temani anak mengamati sekelilingnya.
-Sulit mencoba makanan baru? Dilansir dari Parents.com, Claire Lerner, direktur lembaga pengasuhan dan penelitian anak Zero to Three di Washington D.C menyarankan agar orangtua mengombinasikan makanan baru dan lama kepada anak. Misalnya, mengenalkan masakan ikan yang baru, berikan saus favoritnya agar dia tidak asing ketika memakannya.
-Siapkan anak ketika akan bepergian ke tempat-tempat baru. Beri gambaran apa yang menantinya di tempat tersebut, apa yang bakal disukainya, siapa yang akan ditemuinya nanti.
Tipe Tenang
Si kecil yang tenang, mau mengikuti arahan, dan selalu terlihat ceria bukan berarti ‘bebas masalah’. Justru orangtua kadang merasa kesulitan untuk menarik perhatiannya, padahal The Zen Child butuh banyak cinta dan waktu dalam bertumbuh.
Solusi:
-Utamakan perilaku positif saat bersamanya. Beri si kecil pujian ketika dia mau melakukan perintah Anda. Jika melihat kakaknya berperilaku jelek mendapatkan banyak perhatian, ada kemungkinan dia akan mencontoh agar diperhatikan juga.
-Tawarkan bantuan jika melihatnya kebingunan. “Dengan demikian anak mengetahui bahwa ia bisa meminta bantuan orangtuanya,” ungkap Claire.
-Hindari membuat ekspektasi berlebihan karena seorang anak tidak selamnya “baik-baik saja”. Sesekali ngambek atau tantrum karena alasan yang jelas harus bisa dimaklumi, ya, Bun,
-Bergabunglah dalam permainan si kecil. Membiarkan anak yang pendiam dan tenang bermain sendirian justru menghambat proses belajar interaktif. Pastikan Anda memberikan banyak pilihan saat bercakap-cakap dengannya, mulai dari permainan hingga makanan yang dinginkannya saat makan siang atau makan malam.