Foto: Pixabay

Sebentar lagi tahun ajaran baru akan dimulai. Bunda tentu ingin segera menyekolahkan si kecil begitu ia memasuki usia prasekolah. Tapi apakah sebenarnya balita Anda memang sudah siap untuk bersekolah? Simak pengamatan Patricia Henderson Shimm, Associate Director dari Barnard College Center for Toddler Development di New York dan penulis buku Parenting Your Toddler seperti dikutip dari Babycenter.com.

Apakah si kecil terbiasa dengan jadwal rutin?
Prasekolah mewajibkan anak untuk mengikuti rutinitas, mulai dari duduk membentuk lingkaran, bermain, waktu memakan camilan, pergi ke luar kelas menuju taman bermain, lalu makan siang. Ada alasan bagus mengapa sekolah menciptakan jadwal rutin. Ternyata anak-anak cenderung merasa nyaman dan terkendali ketika setiap hari menemui dan melakukan hal-hal yang sama pada waktu yang sama.

Nah, jika anak Anda belum mampu menepati jadwal sementara aktivitas hariannya selalu berbeda-beda, maka mulailah untuk menyusun jadwal rutinnya. Hal ini sangat membantu agar ia dapat beradapatasi di sekolah. Mulailah dengan menawarkan makanan pada jadwal yang tetap. Anda juga dapat merencanakan untuk mengunjungi taman setiap sore atau berpegang pada ritual sebelum tidur, mulai dari mandi, membaca buku, dan berdoa sebelum tidur.

Apakah si kecil memiliki stamina fisik yang kuat?
Baik program setengah hari atau seharian penuh, prasekolah membuat anak-anak cukup sibuk. Ada proyek seni yang harus dilakukan, berolahraga di lapangan, hingga menjelajahi taman bermain. Apakah si kecil menikmati kegiatan berdurasi panjang, atau justru ia kesulitan ‘bergerak’ dari satu hal ke hal lain?

Hal lain yang perlu dipertimbangkan orang tua adalah bagaimana dan kapan anak Anda perlu tidur siang. Usia prasekolah biasanya punya jadwal tidur siang setelah makan siang. Jika si kecil Anda terus aktif sampai saat siang datang atau bahkan sepanjang waktu seperti kincir angin maka ia siap bersekolah. Jika masih perlu tidur siang mungkin si kecil belum waktunya untuk pergi ke sekolah.

Di sisi lain, Bunda dapat membangun staminanya dengan memastikan si kecil bisa tidur nyenyak di malam hari. Anda pun dapat memulai program kegiatan dengan durasi setengah hari untuk melatihnya beradaptasi dengan kehidupan prasekolah. Kemudian secara bertahap Anda bisa menambah durasi ‘hari sekolahnya’ ketika si kecil merasa lebih nyaman.

Mengapa Anda ingin mengirimnya bersekolah?
Pikirkan baik-baik mengenai tujuan Anda untuk mengirim anak ke taman bermain (playgroup) atau preschool. Apakah Bunda perlu waktu untuk diri sendiri atau sekadar ingin mencarikan kegiatan untuk anak? Jika kedua hal tersebut menjadi alasan orang tua mengirim anak ke sekolah tentu ada pilihan lain jika si kecil belum siap menghadapi ‘kerasnya’ kehidupan sekolah.

Apakah Anda khawatir jika tidak mendaftarkannya di prasekolah maka ia tidak akan siap untuk menjadi murid TK? Sebagian besar ahli sepakat bahwa ada banyak cara lain bagi anak-anak untuk mengembangkan keterampilan yang diperlukan agar sukses di TK. Misalnya memasukkannya ke fasilitas penitipan anak yang baik atau ia bisa menghabiskan waktu berkualitas di rumah bersama Bunda atau pengasuhnya yang penuh kasih.

Sebuah studi yang dilakukan oleh Institut Nasional Kesehatan Anak dan Pembangunan Manusia menemukan bahwa anak-anak tumbuh optimal jika mereka dirawat oleh seseorang yang benar-benar peduli pada kesejahteraan dan melakukan berbagai kegiatan sesuai usia tahapan perkembangannya. Jika hal tersebut terpenuhi, maka si kecil tidak perlu buru-buru dimasukkan ke sekolah.

Apabila alasan utama orang tua ingin mengirim anak Anda ke prasekolah karena si kecil tampaknya bersemangat untuk mempelajari hal-hal baru dan senang mengeksplorasi, sementara di rumah atau tempat penitipan anak ia tidak mendapatkan stimulasi yang cukup, maka Bunda bisa menyekolahkannya. Terutama bila ia tampaknya siap untuk memperluas cakrawala sosialnya dan berinteraksi dengan anak-anak lain.

Semangat Bunda!


PRIMA SOERATNO


Baca juga:
4 Manfaat Seni untuk Balita
4 Dampak Pola Asuh Terhadap Perkembangan Anak