Berbagai sistem organ bayi baru memang belum berkembang sempurna, termasuk sistem pencernaannya sehingga mudah terserang gangguan. Salah satunya, perut bayi sering kembung. Bunda dapat mengetahui bayi kembung dengan cara menepuk-nepuk perutnya secara perlahan, maka akan terdengar suara seperti “bung, bung, bung…” Dari mana dan mengapa udara bisa terjebak di dalam perut bayi?
- Dari saluran pencernaan, seringkali terjadi sewaktu bayi menyusu untuk pertama kali, ketika perlekatan atau latch on belum sempurna.
- ASI berlimpah, membuat bayi yang belum terampil mengisap dan menelan kewalahan, sehingga terpaksa menelan ASI dengan cepat sambil menelan gelembung-gelembung udara.
- Hasil reaksi kimia, terjadi akibat proses penguraian laktosa, protein, dan zat gizi lainnya di dalam ASI oleh tubuh. Beberapa senyawa di dalam ASI yang berasal dari makanan yang Anda konsumsi, juga bisa menghasilkan gas.
Kiat mengatasinya:- Sendawakan bayi setelah diberi ASI. Caranya, letakkan bayi di pangkuan Anda dalam posisi tengkurap. Usap-usap lembut punggungnya. Cara lain, gendong bayi dengan posisi tubuh menghadap Anda, usahakan perutnya menempel ke dada Anda.
- Memijat lembut perutnya. Baringkan bayi dalam posisi telentang. Teteskan baby oil ke jari telunjuk dan jari tengah Anda, usapkan dengan lembut ke perut bayi. Lakukan pijatan dengan membuat gerakan seperti saat tangan Anda memegang bola, searah jarum jam. Buatlah lingkaran-lingkaran kecil, lalu bertahap menjadi lingkaran besar. Lakukan pijatan sekitar 1 jam setelah bayi selesai disusui.
Cegah kembung dengan: - Membatasi konsumsi buah asam saat menyusui, terutama yang kandungan asamnya tinggi, contoh: jeruk, stroberi, dan tomat.
- Membatasi konsumsi kacang-kacangan, seperti kacang tanah, hazelnut, walnut, kacang mete, dan kacang kedelai beserta hasil olahannya.
- Membatasi konsumsi olahan susu dan olahannya seperti yoghurt, es krim, keju, dan mentega, sebab zat laktosa pada susu apabila diuraikan akan menghasilkan gas.(me)
Baca juga: