Batuk pada bayi punya arti yang berbeda. Tentunya, Anda tidak dapat bertanya langsung pada bayi, apa yang membuatnya batuk. Menurut Howard Balbi M.D, Direktur penyakit menular anak di Nassau County Medical Center, New York, batuk adalah cara tubuh melindungi diri. Batuk berfungsi sebagai mekanisme tubuh untuk menjaga saluran udara agar tetap bersih, membersihkan tenggorokan, serta membersihkan lendir pada hidung yang menetes ke bagian belakang tenggorokan. Ada dua jenis batuk, yaitu:
Batuk Kering : Batuk yang biasa terjadi ketika bayi menderita pilek atau alergi. Batuk kering dapat membantu bayi membersihkan tetesan atau iritasi postnasal dari sakit tenggorokan.
Batuk Basah : Batuk yang biasa terjadi ketika bayi mengalami penyakit pernapasan yang disertai infeksi bakteri. Batuk ini dapat disertai dahak atau lendir.
Beberapa gangguan kesehatan pada bayi yang ditandai dengan batuk:
Flu
Flu biasanya ditandai dengan hidung tersumbat dan sakit tenggorokan. Bayi biasanya mengalami batuk kering, namun tergantung juga pada tingkat keparahan flu.
Gejala lain yang juga muncul, terdapat lendir pada tenggorokan serta bayi mengalami demam ringan di malam hari. Dalam kondisi ini, American Academy of Pediatric menyarankan agar tidak menggunakan obat batuk atau flu pada anak dibawah usia 6 bulan. Hal ini dikarenakan, obat tersebut tidak akan bekerja maksimal pada bayi.
Croup (Infeksi Pernapasan)
Croup biasanya ditandai dengan batuk keras dan terdengar seperti menggonggong. Biasanya batuk akan memburuk pada malam hari dan bayi akan rewel. Croup biasanya menyerang anak di bawah usia 5 tahun dengan diawali gejala flu biasa.
Croup disebabkan oleh infeksi virus, yang membuat lapisan trakea (batang tenggorok) membengkak dan menutupi saluran udara, hal ini akan menyebabkan bayi kesulitan bernapas. Teknik yang dapat dilakukan ketika bayi mengalami croup adalah dengan membawanya keluar ruangan (pada malam hari). Cara ini, bertujuan untuk memberikan udara lembap sehingga bayi bisa dengan mudah bernapas.
Pneumonia
Pneumonia adalah infeksi virus atau bakteri paru-paru yang disebabkan oleh sejumlah kondisi termasuk flu. Biasanya bayi akan mengalami batuk basah disertai lendir. Gejala lainya yang mungkin timbul adalah demam, batuk dengan dahak (berwarna hijau, kuning atau disertai darah), berkeringat, mual dan muntah, serta bayi mengalami kelelahan. Secepat mungkin, Anda konsultasikan ke dokter.
Bronchiolitis dan asma Bronchiolitis dan asma biasanya muncul setelah terjadi flu, disertai batuk dan hidung berair. Menurut Ruffin Franklin, M.D dari Capitol Pediatrics and Adolescent Center di Raleigh, North California, banyak penyebab sesak napas atau penyempitan saluran udara, termasuk salah satunya faktor lingkungan seperti debu.
Bayi biasanya mengalami batuk disertai dengan napas berbunyi dan berisik. Gejala yang mungkin timbul pada kasus bronchiolitis dan asma biasanya sulit dibedakan. Pada kondisi asma, bayi mengalami pilek, mata terasa gatal dan berair. Sedangkan pada kondisi bronchiolitis, bayi mengalami demam dan nafsu makan menurun. Perawatan yang disarankan adalah dengan memberinya banyak istirahat serta menggunakan metode humidifier kabut dingin.
Batuk rejan
Dalam beberapa kasus batuk rejan pada bayi tidak ditandai dengan pilek atau demam. Gejala lain yang biasanya muncul, diantaranya; sering batuk yang disertai dengan perubahan warna wajah, mata melotot serta lidah mencuat. Pastikan bayi Anda telah mendapatkan imunisasi, karena pencegahan merupakan kunci yang utama. Namun apabila bayi Anda menunjukkan gejala batuk rejan, sebaiknya segera bawa ke dokter. (DEN)
Tersedak merupakan kegawatdaruratan yang sangat berbahaya karena dalam beberapa menit anak bisa kekurangan oksigen, sehingga hanya dalam hitungan menit dia akan kehilangan reflek napas, denyut jantun... read more