Menurut
Tiffany Field, PH.D, peneliti dari
Universty of Miami School of Medicine, Amerika Serikat, 10% dari wanita yang terkena stres atau depresi saat hamil dapat menularkan kesedihannya pada
janin dalam kandungan.
Keadaan
stres akan menggangu kesehatan ibu dan janin, menyebabkan pembuluh darah di rahim mengerut, sehingga aliran darah ke rahim akan berkurang. Ini menyebabkan aliran darah ibu ke janin akan berkurang, sehingga bayi akan menerima lebih sedikit oksigen dan nutrisi.
Pada sebuah penelitian mengenai beberapa kasus di mana para ibu mengalami stres karena menemui beberapa masalah yang cukup berat selama kehamilan, ternyata bayi yang lahir diketahui menjadi
hiperaktif atau hipoaktif, temperamental atau tidak memiliki kontrol diri yang baik.
Keadaan ini tidak terlalu mengherankan, karena ibu yang mengalami stres atau bahkan depresi akan meningkatkan hormone stres dan aktivias otak sang janin. Akibatnya ketika lahir,
bayi menunjukkan gejala depresi.
Stop stres saat hamil! (me)
Baca juga: Mengelola stres saat hamilCara Mengelola Emosi Selama Kehamilan