Penelitian dari London School of Hygiene & Tropical Medicine, 72% ibu hamil yang kurang berat badannya, mengalami keguguran di tiga bulan pertama.
Ini bahayanya berat badan (BB) kurang bagi ibu dan janin:
- Persalinan sulit dan lama.
- Persalinan sebelum waktunya atau prematur.
- Pendarahan setelah persalinan.
- Meningkatkan kemungkinan persalinan melalui operasi.
Kesehatan dan keadaan janin:
- Kurang BB pada trimester I, bisa lahir prematur dan kelainan sistem saraf pusat bayi.
- Kurang energi pada trimester II dan III, dapat menghambat pertumbuhan janin.
- Bayi lahir mati, kematian neonatal atau bayi mati dalam kandungan.
- Cacat bawaan dan anemia pada bayi.
- Bayi lahir dengan berat badan lahir rendah.
Apa yang harus dilakukan:
Atur pola makan, dengan konsumsi makanan yang beraneka ragam, pola makan sedikit tapi sering, tambahkan suplemen (seperti asam folat, zat besi dan vitamin lain), dan perhatikan jumlah cairan yang terkandung dalam makanan. Sebab minum air putih, jus atau makanan yang mengandung kadar air tinggi selain mudah mengenyangkan juga dapat memancing rasa mual.
Pantau kenaikan berat badan
Rumus kenaikan BB ibu hamil
Asupan makanan selama trimester I biasanya belum dapat menaikkan berat badan, karena adanya penyesuaian fungsional tubuh ibu hamil. Rumus kenaikan berat badan setiap bulan adalah, berat badan harus naik 1 kg sampai kehamilan berusia 20 minggu. Kemudian, naik 2 kg per bulan sesudah kehamilan 20 minggu. Jika berat badan saat mulai hamil di bawah 45 kg, pertambahan berat badan yang dianjurkan adalah antara 12,5 sampai 18 kg.
Pengaruh gigi rusak
Jika kualitas dan porsi makanan yang dikonsumsi sudah baik, namun ibu tetap kurus, maka periksakan gigi dan organ pencernaan lainnya. Gigi yang rusak membuat makanan tak dapat dikunyah dengan baik. Akibatnya tidak dapat dicerna dan diserap sempurna oleh tubuh. Jika itu terjadi dokter biasanya akan mendalami lebih lanjut. Sebab siapa tahu ibu mengidap penyakit jantung, diabetes, atau radang paru, yang mengakibatkan tubuhnya kurus. (DEN)